Dari foto di atas, terlihat nama Ijen Nirwana Residence, PT. Liga Indonesia, ISL dan Ketua Umum PSSI La Nyalla Matalitti. Spanduk, baliho tersebut terpampang di jalan utama Kota Malang, yakni Jl. Ijen dan Jl. Kertanegara.
Tidak ada yang salah dengan spanduk, baliho ini, bahkan sangat bagus, yang merupakan bentuk penghargaan mereka kepada Arema yang tengah berulang-tahun yang ke-25. Arema adalah klub besar didukung oleh supporter yang fanatik.
Bahkan menurut saya, PSSI kalah tanggap mengenai hal ini karena tidak ada satupun ucapan selamat nampak dari PSSI sebagai pemegang otoritas sepakbola yang sah di Indonesia. Apakah karena PSSI memandang hal ini tidak penting, entahlah. Atau PSSI menganggap Arema (ISL) adalah anak durhaka, mudah-mudahan tidak seperti itu. Apakah jumlah pengurus PSSI yang sangat gemuk tidak sempat berfikiran untuk hal-hal seperti ini. Hal ini semoga menjadi masukan yang positif buat PSSI.
Aremania memang terpecah, sebagian besar mendukung Arema ISL, namun tidak sedikit yang mendukung Arema IPL. Banyak yang mencaci PSSI tidak becus mengurus bola, tetapi banyak juga diantara Aremania yang mendukung kepengurusan PSSI yang sekarang ini. Tidak perlu dipertajam dengan saling menyalahkan dan merasa benar sendiri. Ini soal keyakinan, jika menyangkut keyakinan akan sulit disatukan kecuali sudah ada niat yang kuat untuk bersatu. Di salah satu baliho di atas tertulis "Only God Can Stop Us". Hanya Tuhan saja yang bisa menghentikan Aremania.
Arema sudah seperti agama/ideologi bagi sebagian besar Aremania. Siapapun yang mengganggu agamanya, maka urusannya adalah hidup/mati.
Biarlah yang ISL berkeyakinan sesuai dengan yang diyakini, begitu juga yang IPL menjalankan apa yang diyakini benar. Yang terpenting adalah STOP permusuhan. Setiap keyakinan sudah termasuk tanggung-jawab yang melekat sebagai akibat dari keyakinannya itu.
Pendiri Arema Lucky Acub Zaenal, atau Sam Ikul begitu ia akrab disapa mengatakan ...
"Dalam kondisi apapun dan dimanapun katanya, Arema akan tetap eksis. , perkembangan Arema saat ini, memang banyak suara yang mengatakan A atau B hingga Z, tapi Arema tetap satu. Tak ada Arema dua. Oleh karena itu, mari junjung tinggi persaudaraan, mari saling menghormati. Apabila mengatakan salam satu jiwa, itu adalah Arema. Itu adalah pegangan kita. Salam satu jiwa, Arema Indonesia," tegasnya.
Perkataan Sam Ikul sangat perlu untuk direnungkan walaupun berat, tetapi bisa dilakukan.
Selamat Ulang Tahun Arema, semoga tetap jaya.
Harijono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H