Mohon tunggu...
Hari Jipi
Hari Jipi Mohon Tunggu... -

Praktisi tapi lebih sering sebagai pengamat, karena menjadi pengamat lebih mudah daripada praktisi :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Harga BBM Naik dan Nasi Uduk

17 Juni 2013   00:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:55 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasanya , hari sabtu atau minggu pagi, saya menyempatkan  mengkonsumsi nasi uduk betawi di warung nasi uduk mpok ati langganan saya.  Ketika tiba di wanasduk (warung nasi uduk) ini, kondisi makanan yg dijajakannya sudah tersisa kira kira 50% nya.   Melihat kondisi seperti ini secara spontan dengan seketika saya langsung memesan karena takut kehabisan lauk nasi uduknya. Lauk favorit saya adalah telur balado+kuahnya dan semur tahu juga dengan kuahnya. Saya memesan  tiga bungkus nasi uduk, lauknya dipisah  yaitu dua potong telur dadar ,satu  telur bulat balado dan 2 potong tahu semur. Ketika mpok ati sedang meracik pesanan saya, seorang loper koran menghampiri kami dan meletakkan surat kabar warta-kota edisi hari minggu di atas rak tempat makanan yang dijajakan.  Headline pada surat kabar wartakota itu terlihat oleh saya, "harga BBM naik minggu depan!" kira kira begitu tulisan yg saya ingat. Spontan saya nyeletuk bertanya, "Mpok, kalau bbm naik,  harga nasi uduk sebungkusnya akan dinaikkan harganya ya?".  "Iyyaah gimana yaaa,  saya bingung mau naikinnya, paling kalo ngga naik harga sebungkus porsinya saya kurangin deh.", jawab mpok ati dengan nada galau. "Wuaaduuuh...!!! jangan dikurangin dong mpok, nanti makan nasi uduknya ngga nendang kenyangnya!",sahut saya. Saya langsung memberi usul dadakan demi tidak mengurangi porsi sebungkus nasi uduk yang saya pesan jika nanti bbm naik.   "Tanya dan beri keterangan dahulu ke pembeli, mau harga tetap atau naik.  Kalau naik, porsinya tidak dikurangi, kalau harga tetap - terpaksa- dikurangi porsinya.", usul saya.  Saya pribadi termasuk konsumen yang "rela" sebungkus nasi uduk harganya naik disesuaikan dengan kenaikan harga bbm, yang penting porsi nasinya  tidak berkurang. :D . Mpok ati sedikit tersenyum mendengar penjelasan usulan saya menyikapi kenaikan harga bbm. Lalu mpok ati berkeluh kesah, "Saya mah pasrah aja, bbm pasti naik, harga-harga udah duluan naiknya, tuh lihat aja!, sekarang ngga ada lauk daging empal semurnya, saya ngga berani jualan daging sekarang, harganya mahal banget!!" Wwuuaduuh!!!!, udah ngga jualan empal dagingnya??, itu di tempat piring makanan empal ada lauknya?", tanya saya. "Itu bukan empal, tapi ati ampela ayam!!,", jawab mpok ati. Whewww, gile bener nih situasi ekonomi. isu bbm naik memang menjengkelkan, tapi ada hal lain  yg gak kalah menjengkelkan, harga daging sapi naik, tapi kok action "mahasiswa dan partai politik tertentu" yg katanya berpihak pada rakyat hanya sebatas "menolak kenaikan harga bbm" saja!!??!?!???. hadeeuuh!! pihak-pihak yg berpolitik untuk menguntungkan kelompoknya benar-benar menyebalkan!. Udahan deh daripada mikirin politisi busuk yg menyebalkan itu, lebih baik bersyukur masih dapat menyantap dengan nikmat nasi uduk betawi mpok ati. Tiga porsi nasiuduk + satu telur bulat + dua potong telur dadar + dua  tahu semur + sambel kacangnya "free!!"  =  23 ribu rupiah.... Alhamdulillah Semoga mpok ati dapat tetap terus berjualan dan tambah banyak langgananya dari Blog saya http://ceploktelorkeju.blogspot.com/2013/06/harga-bbm-naik-dan-nasi-uduk.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun