Sumurarum (1/2/2024) - Masyarakat di Desa Sumurarum, Kab. Magelang, semakin menyadari potensi dari limbah kulit singkong setelah melaksanakan penyuluhan yang digelar pada hari ini. Penyuluhan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan penggunaan limbah kulit singkong sebagai bahan baku pembuatan briket, sebuah langkah kreatif yang memiliki potensi besar dalam mengatasi masalah limbah dan meningkatkan efisiensi energi.Dalam penyuluhan yang diadakan, para pelaku usaha UMKM Slondok, yang bahan dasarnya berasal dari singkong, diperlihatkan cara pembuatan briket dari limbah kulit singkong. Dengan kuantitas pengolahan singkong mencapai dari kwintal hingga ton dalam seminggu, pelaku usaha ini menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai tinggi.
Tradisi menjual limbah kulit singkong kepada peternak sapi, yang selama ini umum dilakukan oleh para pelaku usaha, mulai berubah. Limbah tersebut kini bisa diubah menjadi briket yang memiliki beberapa keunggulan, termasuk kemudahan dalam pembakaran dan efisiensi pemakaian yang lebih baik ketimbang kayu bakar.
Program ini merupakan hasil program kerja monodisplin Achmad Hari Febrianto (24), seorang mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2020 dari Universitas Diponegoro, yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I UNDIP Tahun 2023/2024. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 12 orang pelaku UMKM Desa Sumurarum dan jajaran Perangkat Desa Sumurarum. Antusiasme mereka terhadap kegiatan tersebut cukup tinggi.
Selain penyuluhan langsung, tim juga membuat poster dan video tutorial yang dapat diakses melalui platform YouTube. Materi ini bertujuan untuk disebarkan ke seluruh pelaku UMKM di Desa Sumurarum serta warga desa sekitarnya, sehingga pengetahuan mengenai cara pembuatan briket dari kulit singkong dapat tersebar luas.
Penggunaan briket dari limbah kulit singkong diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk bahan bakar rumah tangga yang ramah lingkungan. Melalui program ini, diharapkan masyarakat desa bisa terbuka mata terhadap potensi limbah yang ada di sekitar mereka dan dapat memanfaatkannya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Diharapkan pula, masyarakat dapat memproduksi briket secara mandiri untuk kebutuhan pribadi, sehingga memberikan dampak positif baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.
Penulis: Achmad Hari Febrianto / Fakultas Teknik / S-1 Teknik Mesin
Dosen Pembimbing Lapangan:Dr. Eng. Samuel, S.T., M.T.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H