Mohon tunggu...
Hariette Damery Lumban Toruan
Hariette Damery Lumban Toruan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S-1 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ten Star Pharmacist: Mengungkap 10 Peran Kunci Apoteker

8 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 8 Januari 2025   08:00 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar profesi apoteker? Mungkin yang paling pertama terlintas di pikiran anda adalah, seseorang yang meracik obat, seseorang yang merupakan lulusan sekolah farmasi, atau bahkan sesederhana seseorang yang menjaga apotek dan menjual obat. Namun, tanggung jawab dan tugas seorang apoteker tidak sesempit yang seringkali kita kira. Peran apoteker sebagai tenaga kesehatan di masyarakat mencakup banyak hal. Sayangnya, banyak masyarakat yang masih cukup awam dengan profesi ini.

Apoteker sendiri merupakan tenaga kesehatan yang bergerak dan ahli dalam bidang obat-obatan. Apoteker bekerja dalam bidang kefarmasian yang mencakup banyak sekali bidang, mulai dari pembuatan obat, pendistribusian obat, pelayanan dalam memberikan obat sesuai resep dokter, hingga pengendalian mutu produk-produk kefarmasian. Namun, ada sepuluh peran utama dari apoteker yang dirumuskan oleh WHO dengan judul Ten Star Pharmacist, yang terdiri atas, care giver, decision maker, communicator, manager, life-long learner, teacher, leader, researcher, entrepreneur, dan agent of positive change.

Pada poin pertama, care giver, apoteker merupakan seorang tenaga kesehatan yang harus mampu memberikan pelayanan kesehatan kefarmasian. Pelayanan dilakukan melalui interaksi dengan pasien dan memberikan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan kesehatan ini juga dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan tenaga medis atau kesehatan lain secara terintegrasi dan terpadu untuk meningkatkan mutu kesehatan pasien. Dalam memberikan pelayanan, apoteker juga harus mampu membuat keputusan (decision maker) yang tepat untuk kesejahteraan pasiennya. Penarikan keputusan dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, dan berdasarkan ilmu yang dimiliki seorang apoteker.

Selain itu, kemampuan berkomunikasi (communicator) juga menjadi suatu aspek penting yang harus dimiliki seorang apoteker. Kemampuan komunikasi ini krusial terutama dalam penyampaian informasi kefarmasian kepada pasien, Dalam memberikan obat atau pelayanan, seorang apoteker tentu harus mampu memberikan informasi yang memadai dan komprehensif mengenai obat-obat yang akan diberikan. Apoteker harus bisa mengedukasi pasien (teacher) agar memahami penggunaan obat yang akan membantu perawatan pasien. Salah satu edukasi mendasar yang harus diberikan apoteker adalah mengenai DAGUSIBU, yaitu bagaimana cara pasien mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan tepat. Edukasi  mengenai hal ini menjadi penting karena penggunaan obat yang tepat memiliki peranan  besar dalam kesembuhan pasien. Dengan memberikan edukasi yang baik, seorang apoteker dapat mewujudkan perubahan yang positif dalam kesehatan pasien (agent of positive change).

Dalam dunia kesehatan dan kefarmasian, perkembangan dan penemuan baru baik dari segi teknologi, hingga terobosan obat-obatan merupakan hal yang penting (researcher). Penelitian-penelitian ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, dalam mengikuti perkembangan, mengasah kemampuan kefarmasian, dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien penting bagi seorang apoteker untuk terus belajar demi mengikuti perkembangan (long-life learner).

Selain kemampuan-kemampuan yang perlu dimiliki untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien secara klinis, seorang apoteker juga harus mampu memiliki kemampuan kepemimpinan (leader) dan manajemen (manager). Dalam lingkup kerjanya, seorang apoteker dapat bekerja di bidang non-klinis, misalnya bekerja di dalam industry obat menjadi seorang peninjau mutu, pengembangan produk, dan lainnya. Dalam pekerjaannya, kepemimpinan penting untuk menjalin kerja sama dalam lingkup profesional dan dalam mengambil keputusan bersama. Kemampuan manajemen, mulai dari manajemen sumber daya hingga manajemen waktu, penting dalam meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh seorang apoteker.

Terakhir, kemampuan kefarmasiaan seorang apoteker dapat dimanfaatkan dalam berwirausaha (entrepreneur). Peluang di dunia bisnis cukup besar bagi seorang apoteker. Tidak hanya membuat usaha apotek sendiri, apoteker dapat membuat usaha dalam berbagai bidang di industri kefarmasian, mulai dari industri obat-obatan, hingga membuat produk-produk kecantikan. 

Sepuluh nilai dari Ten Star Pharmacist dipegang erat oleh seluruh apoteker. Nilai-nilai ini dikembangkan mulai dari pendidikan farmasi, hingga menjadi seorang apoteker dan bekerja di tengah masyarakat. Dengan Ten Star Pharmacist, apoteker akan mampu memberikan pelayanan dan banyak dampak yang baik bagi masyarakat luas sebagai seorang tenaga kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun