Tubuh-tubuh kaku terbujur sunyi terpancang tonggak bisu tak bernama tanah merah tanpa bertabur bunga tapi rela pahlawan terbaring di pusara. Ketika kejam peperangan merobek damai sepi kau angkat senjata tanpa dipinta melawan penindasan dan penjajahan demi bumi pertiwi. Ketika tangan tangan masih mampu mencekam mencengkeram jantung berdetak hati berderak kau pekikkan satu tekad: MERDEKA. Kau biarkan di sekujur tubuhmu luka nganga bertaut sendiri kau korbankan milikmu, hidupmu gugur satu-satu. Sebelum sempat kukalungkan bunga di lehermu aku sematkan bintang jasa di dadamu kau berlalu tanpa meminta balas jasa. Pahlawanku, ijinkan aku seka darah di luka tubuhmu aku hapus debu di telanjang kakimu sebagai rasa hormat dan terima kasihku. Pahlawanku, di atas pusaramu kutaburkan wangi bunga-bunga dan kuteteskan haru air mata. Situs
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H