Mohon tunggu...
Hari Dewanto
Hari Dewanto Mohon Tunggu... Administrasi - DEWA HIPNOTIS

I am a professional trainer and happiness trance-former (happiness provocation) who willing to make Indonesia happier

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sugih Tanpo Bondo

8 September 2024   16:22 Diperbarui: 8 September 2024   16:27 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sahabatku, apa kabar Anda hari ini? Apakah Anda sudah merasa merdeka? Terutama dalam urusan finansial?

Pagi ini saya mendengarkan tausiah singkat mengenai hidup berkecukupan atau qona'ah yang lewat melalui sebuah medsos di gawai saya.

Sang Ustadz menyitir sebuah hadits sbb: QOD AFLAHA MAN ASLAMA WARUZIQO KAFAAFAN WA QONNA'AHULLAAHU BIMAA AATAAHU

Artinya:
"Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana'ah (ridho & merasa cukup) dengan apa yang diberikan kepadanya"
(HR. Muslim)

Meskipun terkesan sederhana, namun tak mudah bagi kita untuk mampu meyakini, apa lagi mengamalkan hadits di atas. Sebagai praktisi mindfulness, yang juga senang mempelajari kawruh jiwo sebagai kearifan lokal, saya ingin sharing tentang sebuah prinsip kehidupan salah satu pakar mindfulness Jawa, yaitu Sosro Kartono.

Prinsip hidup "Sugih Tanpo Bondo" dari Sosro Kartono mengajarkan kita tentang kebijaksanaan dalam melihat harta dan kekayaan. Dalam kehidupan ini, sering kali kita terjebak dalam ambisi dan keinginan untuk memiliki lebih banyak, tanpa sadar bahwa kebahagiaan sejati sebenarnya terletak pada rasa cukup. Prinsip ini menekankan bahwa kekayaan sejati bukan diukur dari jumlah materi yang dimiliki, tetapi dari ketenangan hati dan kepuasan diri.

Hakikat Kecukupan
"Sugih Tanpo Bondo" berarti kaya tanpa harta, sebuah konsep yang mungkin terdengar paradoksal di dunia yang sering kali mengukur kesuksesan dari jumlah kekayaan materi. Namun, jika kita merenungi lebih dalam, kekayaan bukanlah semata-mata tentang uang atau harta benda. Kekayaan sejati adalah tentang bagaimana kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Anehnya dengan meyakini prinsip ini, kapan pun kita membutuhkan sesuatu, selalu ada yang mencukupi.

Ini bukan berarti kita harus hidup dalam kekurangan atau kemiskinan, tetapi lebih kepada sikap hati yang menerima bahwa apa pun yang kita miliki adalah cukup. Dengan demikian, fokus hidup kita tidak lagi terjebak dalam upaya menumpuk harta, tetapi lebih pada bagaimana kita bisa berbuat baik kepada sesama sebanyak mungkin.

Kolaborasi dan Perasaan Cukup
Dalam konteks kehidupan modern, prinsip ini bisa diterjemahkan ke dalam semangat kolaborasi. Dengan memiliki banyak teman dan menjalin kerjasama yang baik, kita akan selalu memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhan kita.

Kecukupan ini adalah anugerah yang perlu disyukuri. Maka, penting bagi kita untuk berdoa dan memohon kepada Allah agar diberikan kecukupan dalam hidup. Ada dua pilihan doa yang bisa kita panjatkan:

1. "Ya Allah, penuhi semua kebutuhanku."
2. "Buatlah aku merasa cukup dengan apa pun pemberian-Mu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun