Mohon tunggu...
Hari Bagus Setiawan
Hari Bagus Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - BISMILLAH

"Be Good In Your Days"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia dan Ketidakpastian

27 Desember 2019   00:51 Diperbarui: 29 Februari 2024   11:15 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika jalan hidup sudah dipastikan atau takdir telah digariskan mengapa seseorang harus berusaha? Toh nantinya walaupun mereka hendak berjuang sekeras apapun, akan tetapi jika hasilnya tidak sesuai dengan usah yang telah dilakukan. Lantas sikap apakah yang sekiranya pantas? Pantaskah mereka kecewa, mengeluh dan jika hendak menuntut, kepada siapa, pada Tuhan kah? Hanya orang yang belum mengenal dirinya kemungkinan besar melakukan hal tersebut. Manusia dengan segala keterbatasannya, mulai dari tenaga, jiwa(nafsu) hingga perasaan yang terkadang menyeliputi benaknya(emosional). "Jangan paksakan semesta untuk selalu sesuai dengan keinginanmu, perlu diketahui bahwa penting untuk mengerti tentang prioritas serta kapasitas diri, biarkanlah segalanya terjadi dan berlalu dengan semesti-Nya. Dunia itu tempat datang dan pergi, tempat bahagia dan sedih, tempat berhasil dan gagal, dan tempat bersyukur dan bersabar. Apapun yang terjadi, jangan paksakan untuk menjadi yang selalu bahagia dan berhasil." Realistislah.., manakala perjalanan terasa sepi, sesekali hadiahi dirimu dengan bingkisan kecil untuk mencairkan keluh, kesah dan resahmu. Sekurang-kurangnya dirimu tidak diam berlarut-larut disatu titik, dan kabar baiknya yakni dapat membuka hal-hal baru nan segar yang mula-mula tertutup atau luput dari pandanganmu, hingga pada akhirnya engkau menemukan suatu keadaan dimana ternyata masih banyak hal-hal yang harus dicari, dimaknai serta disyukuri untuk menceriakan hari-harimu. Maafkanlah kesalahan yang menyebabkan terjadinya kegagalan yang masih kau rasa. Tidak ada gunanya menyimpan, hal itu hanya akan menciptakan lukamu semakin menganga. Sudahilah rasa bersalahmu, damaikanlah pikiranmu dari seluruh kekecewaan itu. Dasar manusia lemah! Pada akhirnya manusia sadar bahwa ia adalah makhluk yang lemah dihadapan Sang Khaliq(Yang Maha Pencipta). Jika ia kuat, maka sesungguhnya ia dikuatkan oleh Yang Maha Kuat. Tiada daya dan juga upaya kecuali dengan kekuatan Allah سبحانه و تعالى.

 Rasulullah ﷺ bersabda:   

يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ الجَنَّةِ؟ 

قُلْتُ: بَلى يَا رَسُوْلَ الله، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Artinya, “Wahai Abdullah bin Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu suatu simpanan dari berbagai simpanan surga?” Aku menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.” Kemudian beliau bersabda: “La haula wala quwwata illa billah.” (HR al-Bukhari). (Majduddin al-Jaziri, Jâmi’ul Ushûl fî Ahâdîstir Rasûl, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah: 1972], juz IV, halaman 176). 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun