Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mau Ke Mataram? Up Date Dulu...

28 November 2014   07:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:38 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14171074831270909466

e:hari.bagindo@gmail.com

Selamat Malam Mataram!

Menikmati malam terakhir di Kota Mataram bagi saya adalah pengalaman baru. Sambil menulis di kompasiana di iringi oleh gending jawa di lobi hotel menjelang detik-detik terakhir pergantian hari terasa begitu syahdu.

Ya, Mataram, kunjungan saya ke sebuah ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat sungguh berkesan bagi saya. Apa yang saya pikirkan tentang Nusa Tenggara Barat pada mulanya ternyata  sangat berbeda dengan kenyataan lapangan sesungguhnya. Mulanya saya berfikir Mataram layaknya seperti kota-kota yang belum cukup berkembang, jalanan yang sempit, bangunan tua, dan penduduk yang kolot dan terbelakang.

Kesan yang secara tak sadar sudah ada di kepala saya perlahan bergeser.Saya pertama menginjakkan kaki di Bandara Praya, Lombok Tengah 26 Nopember, dua hari yang lalu. Bandara Praya berada di Lombok Tengah menggantikan bandara lama, Selaparang yang berlokasi di tengah kota Mataram untuk menunjang industri pariwisata yang ada di Provinsi Nusa Tenggara ini.

Menuju ke kota Mataram dari Bandara Praya menghabiskan kira-kira 75ribu menggunakan ojeg sepeda motor atau 125rb menggunakan taksi. Ada pula Damri yang mengantar ke kota Mataram dari bandara Praya.

Infrastruktur jalan raya menuju Kota Mataram sungguh baik. Jalan terdiri dari 4 jalur yang terbagi menjadi 2 jalur menuju dan ke bandara. Hari-hari ini sering turun hujan lokal di sekitar Bandara praya dan kadang-kadang menimbulkan turbulensi sebelum pendaratan, begitu cerita rekan yang menjemput saya di bandara.

Memasuki kota Mataram, tidak ada kesan sedikitpun terbelakang. Jalan dipenuhi oleh kendaraan bermotor tahun anyar, ruko-ruko baru sepanjang jalan dan beragam aktivitas perekonomian menunjukkan geliat kota ini yang maju. Meskipun hanya memiliki satu buah Mall dan 2 lagi dalam proses pembanguna, Pusat perdagangan dan ruko-ruko mendominasi jalan-jalan di kota Mataram.

Seperti kota Bandung, jalanan di Kota Mataram di dominasi oleh jalan satu arah. Yang mencolok beautifikasi jalan di tengah kota Mataram sedang giat dikerjakan. Mataram terkesan bersih dan tertib. Penduduk ramah, tidak usil, dan tidak ada ngotot-ngototan di jalan saya saksikan menjadi keseharian orang disini. Kesan aman dan tentram dengan sendiri terbangun dalam persepsi saya dan kesan ini terkonfirmasi dalam obrolandengan tukang ojek yang mengantarkan saya berkeliling kota.

Cerita soal makanan bisa di katakan makanan di Mataram sangat memuaskan. Restoran lesehan dengan nuansa alami, parkir yang luas dan pilihan menu makanan khas Nusa Tenggara Barat dengan harga yang bersahabat sangat mudah di jumpai di sini. Sepertinya wisata kuliner merupakan aktivitas wajib yang harus di lakukan selama berada di sini selain tujuan utama wisata alam mulai dari Pantai Sengigi dan Gunung Rinjani yang berada d Pulau Lombok serta beragam objek wisata lainnya yang ada di Pulau Sumbawa. Kedua pulau utama inilah pembentuk Provinsi Nusa Tenggara Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun