e:hari.bagindo@gmail.com
UJUNG JALAN BERLIKU ITU
Jalan panjang yang telah di lalui AHOK untuk menjadi Gubernur DKI dimulai dengan terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 98 Tahun 2014, terkait Joko Widodo berhenti dari gubernur DKI Jakarta pada Kamis (16/10) yang berimplikasi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (AHOK) menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta.
Ahok sudah bisa bernafas lega sekarang. Betapa tidak, titik terang terkait pelantikannya sudah mendapatkan jalan yang terang benderang. Kepastian pelantikan AHOK sudah final. Tahapan-tahapan yang diperlukan untuk dilantik secara resmi menjadi Gubernur DKI menggantikan Gubernur sebelumnya Joko Widodo yang terpilih menjadi Presiden ke-7 Indonesia terbilang panjang dan berliku.Panjang dan berliku sejatinya dikarenakan adanya pro dan kontra penolakan elemen masyarakat dan oknum DPRD DKI.
Polemik ini berakhir setelah Menteri Dalam Negeri menyurati DPRD DKI untuk segera melaksanakan pelantikan AHOK menjadi gubernur DKI. DPRD DKI segera di lanjuti oleh dengan melakukan rapat paripurna khusus pada Jumat (14/11/2014) dan mengumumkan Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta itu akan diumumkan menjadi Gubernur DKI oleh DPRD DKI Jakarta. DPRD selanjutnya menyurati Kementerian Dalam Negeri dan Sekertaris Kabinet agar Presiden menetapkan AHOK menjadi Gubernur melalui Keputusan Presiden yang sedianya akan dilakukan hari ini (17/11). "Kapan waktu dan tempat pelantikan AHOK menjadi Gubernur DKI sepenuhnya kewenangan Bapak Presiden Joko Widodo", ujar AHOK saat menyambut Joko Widodo di Bandara Halim Perdanakusuma usai kunjungan dari Australia.
AHOK tetap rendah hati
Merespon semua perkembangan yang menggembirakan ini AHOK merespon dengan rendah hati. "Saya masih Plt Gubernur, menunggu pelantikan nanti," ujarnya.
Lanjut AHOK, "Semangat kita tetap sama seperti di awal dulu, untuk mewujudkan Jakarta Baru. Dukung kami untuk tetap konsisten dan amanah,"
Tak perlu menunggu definitif Gubernur Pak Ahok. Lanjutkan saja semua yang baik yang sedang di rencankan dan diupayakan. Pelantikan hanya buah dari konsistensi dan kerja keras. Menjadi Gubernur DKI memang memiliki makna dan prestise luar biasa ditambah kewenangan luas terhadap keputusan politis dan kuasa anggaran yang besar.
Menjadi Gubernur dan segala paketnya ibarat AHOK berdiri diatas punggung raksasa, tinggal memanfaatkan semua kekuatan yang dimiliki oleh sang raksasa untuk kemaslahatan umat dan warga Jakarta.