Dalam waktu yang tidak lama sensus penduduk yang telah dimulai tahun ini akan memasuki tahapan lapangan. kesiapan masyarakat, petugas lapangan dan BPS (Badan Pusat Statistik) sebagai penyelenggaran kegiatan sensus menentukan hasil kegiatan sensus yang akan digunakan untuk bahan perencanaan, evaluasi pembangunan secara demografi selama 10 tahun kedepan.
Tantangan pelaksaanaan sensus penduduk 2020 di tengah suasana pandemi merupakan tantangan yang besar. Antisipasi berupa sensus online dan pencacahan lapangan dengan memperhatikan protokol kesehatan menjadi keharusan untuk kelancaran pelaksanaan dan kualitas data yang baik.
Beberapa cuplikan dan analis sentiment tweet bertagar #sensus disajikan dalam antara lain sebagai berikut.
Emotion Analysis
Satu hal yang cukup menarik yang berhasil  di ungkap oleh emotion analysis, TRUST  adalah satu-satunya  warna emosi yang meng dominasi tagar #sensus.
Warna emosi  TRUST (percaya) adalah satu-satunya warna emosi dominan yang ditangkap oleh social media analytic tool drone emprit besutan Universitas Islam Indonesia ini. Dengan 392 pengguna mengandung emosi percaya dalam tweet yang digunakan.
Most influential status
Dalam pengamatan penulis, penggunan tweet bertagar #sensus sebagian besar adalah insan statistik yang bekerja badan pusat di daerah, petugas sensus penduduk yang akan melakasanakan pencacahan lapangan.
Meskipun demikian Drone emprit juga menangkap "most influential status" dalam analisisnya. Beberapa status yang dianggap berpengarus coba penulis sajikan dalam tangkapan layar di bawah ini.
Sensus Penduduk merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Data penduduk dan karakteristik demografi yang mengikutinya sangat diperlukan untuk perencanaan pembangunan dan evaluasi pembangunan yang telah, sedang dan akan dilaksanaka.Â
Saya sangat setuju dengan sebuah quote yang juga menyemangati saya bekerja dengan data. Termasuk jurnalisme data yang saya geluti melalui kompasiana ini.
Melaksanakan pembangunan adalah mahal, Â Tetapi membangun tanpa data jauh lebih mahal