Dalam segala hal selalu ada setidaknya dua cara memandang sesuatu. Sama seperti isi air dalam gelas. Ada yang melihat fakta yang sama dalam cara pandang yang sama sekali bersebrangan. Ada yang memakai kacamata pesimis atau kebalikannya perspektif yang optimis. Kondisi gelas dalam realitas setengah kosong atau setengah isi keduanya benar. Tidak ada yang lebih benar satu dintara yang lainnya. Pilihan cara pandang yang dianut sangat erat dengan hasil yang akan diperoleh di masa depan. Akan menjadi peluang atau jadi persoalan. Terus berdiam diri saja atau terus bergerak mencari cara.
Setiap opsi Pilihan dan kehendak bebas  serta konsekwensi yang di hasilkan melekat pada masing-masing pribadi ditentukan oleh mindset atau world view yang dianut.
Hasil akhirnya adalah apa yang disebut Istilah dalam bidang psikogi  sebagai mekanisme pertahanan diri alias "self defend mechanism". Kemampuan merespon situasi sulit ketika berhadapan dengan persoalan inilah menunjukkan kualitas dan kapasitas tiap individu.
Kondisi covid 19 telah menjadi momok dan mempertontonkan proses seleksi alam yang kejam. Adapt or die. Kira-kira begitulah falsafah di balik "herd immunity" yang mulai banyak di dengungkan hari-hari ini sebagai "rational choices" landasan agar roda ekonomi mulai berputar.
Kita dihadapkan pada kondisi mengambil pilihan yang sama-sama memiliki pahit dan perih. Secara sempit seolah-olah hanya ada 2 pilihan saja tersisa. Pilihan terbelah antara memilih mengutamakan Ekonomi VS Nyawa. Kedua penting tak dapat di sangkal dan tidak pantas untuk di perdebatkan.
Bersyukur bukan saya yang harus mengambil pilihan sulit itu. Politisi, birokrat dan para ahli saya yakin sudah melakukan timbangan-timbangan yang teliti serta rencana-rencana perimbangan untuk mengatasi dampak negatif yang mungkin dapat ditimbulkan dari setiap pilihan apapun yang di ambil.
Dalam lingkup yang kecil, baik secra pribadi atau lingkup keluarga kita juga diperhadapkan oleh pilihan sulit yang sama kok. Menimbang-nimbang setiap pilihan. Teliti dalam menimbang. Bergumul dengan banyaknya alternatif ditengah  hasil akhir yang masih tidak pasti apapun pilihan yang diambil. Covid 19 memaksa kita adaptif dengan segala macam antisipasi dan mitigasi resiko akibat setiap langkah dan setiap pilihan yang akan diambil.
Mudah-mudahan kita bukanlah pihak-pihak yang menerima dampak negatif dari proses perubahan yang sedang berjalan. Selalu bisa beradaptasi dalam segala keadaan melihat sisi terang dalam segala hal.
Seperti syair lirik lagu, " jalan masih panjang...." meski tak tahu ujungnya akan berakhir dimana dan kapan. Pilihan yang tersisa bagi adalah menjaga asa dan bijak dalam melangkah.
Masih Ada Asa
Meski terdengar sayup sayup dan terhalang oleh sura bising dan gaduh nada pesimis dimana-mana ternyata masih ada alasan untuk optimis.
Kabar optimis ini digaungkan oleh seorang dokter seklaigus peneliti virus dan bakteri asal Indonesia. Bernama Dr Suradi. Ramuan herbal anti corona racikannya di klaim sudah dikonsumsi oleh pasien terjangkit covid19 dan berhasil meningkatkan immunitas tubuh sampai dinyatakan negatif pada tes selanjutnya.