Rakyat hanya bisa melihat, perasaan baru setahun trotoar di depan kantorku diperbaiki, sekarang sudah didongkelin lagi marka jalan, menurut saya marka jalan juga belom rusak-rusak amat. Sepanjang rute perjalanan pulang ke rumahpun begitu juga, trotoar sudah bagus-bagus eeee.... tengahnya dibor untuk di pasangi keramik ornamen. [caption id="attachment_285956" align="alignleft" width="300" caption="masih bagus...khan"][/caption] [caption id="attachment_285957" align="alignright" width="300" caption="markanya juga ngga hancur-hancur amat"]
[/caption]
Rakyat juga hanya bisa gemes dan bertanya dalam hati, kenapa sich pembangunan di ibukota ini tidak terencana dengan baik,  tidak berkoordinasi dengan instansi-instansi atau perusahaan-perusahaan terkait pada saat pembangunannya. Jalan baru selesai diaspal beberapa bulan kemudian sudah digali untuk pasang kabel telpon/listrik atau apalah.... mending klo membetulkannya benar, kadang cuma ditimbun seenaknya saja. Coba klo terencana dengan baik dan cara membangunnya juga dengan baik mungkin umur kekuatan yang dibangun minimal bisa 5 tahun sekali baru diganti khan juga bisa mengirit  dana atau dananya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan lainnya.
Rakyat hanya bisa bertanya dalam hati, kenapa mesti begini apa di ibukota negara lain juga begini.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya