pada pemilihan gubernur yang lalu saya tidak memilih pasangan jokowi-ahok, suara kuberikan pasangan foke-narowi. Kalo ditanya kenapa tidak memilih pasangan jokowi-ahok apa karena tidak berkeinginan membuat perubahan di Jakarta, seperti kita ketahui Pak Fauzi Bowo sudah pernah memimpin Jakarta dan perubahan untuk kota Jakarta sudah terlihat. Ya kalo dipikir mungkin pak Jokowi lebih baik dibanding pak Fauzi harapan itu pasti ada, tapi klo dilihat/dipikir lagi ada kekurangan dari pak Jokowi yaitu memilih Ahok sebagai pasangannya, yang kuketahui pak Ahok non muslim. Sebagai seorang muslim tentunya aku sangat mendambakan pemimpin yang muslim pula.
Hal tersebut mungkin untuk sebagian orang muslim  atau teman-teman sekitarku tidak begitu mempermasalahkan dengan argumen saya khan memilih pak Jokowi. Oke ya sudahlah…… tidak perlu diperdebatkan, tetap kuatkan hati memilih yang benar walaupun yang benar belum tentu menang.
Akhirnya pak Jokowi menang jadi DKI 1 dan pada perjalanan kepemimpinannya banyak progress keberhasilannya, suka blusukan, lebih tanggap dengan bencana, ngurusi sungai-sungai, pembenahan tanah abang, dan sekarang lagi dimulai proyek monorail. Bagi saya itu adalah BONUS.
Namun sangat disayangkan, saat beliau lagi semangat-semangatnya bekerja membenahi Jakarta, lihat diberita pak Jokowi menyalonkan menjadi RI 1, dalam hati apakah ini keinginannya atau keinginan politik. Kenapa Pak Joko tidak bisa menolak dan bilang tidak siiihhh.......
Pripun to pak Jokowi, Jakarta belum beres……. jalan-jalan untuk proyek monorail masih acak-acakan, bahaya banjir masih masih mengkhawatirkan, kemacetan juga belum terurai cenderung makin parah.
pripun niki pak Jokowi……
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H