Saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang berupaya meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dengan melakukan berbagai usaha seperti mengkonversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Upaya ini diharapkan tidak hanya dilakukan oleh pihak pemerintah saja, tetapi juga oleh masyarakat pada umumnya.
Khususnya yang menjadi nasabah PLN, baik itu konsumen rumah tangga, bisnis, industri, maupun swasta. Baik itu rumah, gedung, kantor, gudang, maupun bangunan lain yang memiliki struktur penunjang untuk dipasang, sehingga dapat ikut serta dalam mendukung program bauran energi tersebut.
Salah satu media pemasangan panel surya adalah atap. Atap adalah bagian penutup atas suatu bangunan yang melindungi area dalam bangunan dari cuaca atau benda lain yang mengganggu. Sebelum melakukan pemasangan, struktur atap perlu dianalisis untuk memastikan kekuatan atap menyangga beban panel surya. Untuk mengetahui kuat tidaknya suatu atap bangunan, ada tiga bagian yang perlu dianalisis dengan cermat yaitu: bahan utama rangka atap, struktur rangka atap yang digunakan, dan genteng yang dipakai.
Semakin tinggi kebutuhan listrik maka panel surya yang dipasang juga akan semakin banyak, sehingga diperlukan tempat pemasangan yang kuat dan luas. Jika kita memilih atap sebagai media pemasangan panel surya maka pemeriksaan terhadap atap wajib dilakukan. Hal ini untuk mengetahui seberapa aman dan kuat atap rumah dalam menopang panel surya, sekaligus menilai seberapa banyak panel surya yang dapat dipasang.
BAHAN UTAMA RANGKA ATAP
Hal pertama yang perlu dicek adalah bahan dari kerangka yang dipakai sebagai dudukan genteng. Coba perhatikan, apakah rangka tersebut terbuat dari kayu, baja ringan, kombinasi kayu dengan baja, ataukah bahan lain? Perlu diperhatikan juga kapan rangka atap tersebut dipasang, karena semakin tua rangka atap maka kekuatannya tentu saja akan semakin menurun.
Apabila kerangka terbuat dari bahan kayu maka cek kekuatan kayu secara mendetail dijalur yang akan dipasangi panel surya. Tidak hannya itu, perlu diperhatikan pula ada tidaknya pelapukan pada daerah disekitarnya. sebab jika ditemukan beberapa bagian yang mengalami pelapukan maka akan sangat berbahaya sekali untuk dipasangi panel surya. Dikhawatirkan sewaktu-waktu kayu mengalami pengkroposan dan roboh.
Sedangkan, rangka atap yang memakai bahan baja ringan yang diperkirakan lebih kuat daripada kayu dan lebih awet, tetap harus diperiksa kekuatannya. Setiap baja yang dipakai tentu punya kekuatan yang berbeda-beda, oleh karena itu harus dilihat dengan seksama jenis baja yang digunakan dan seberapa kuat menahan beban panel surya. Dilansir dari Panduan Perencanaan dan Pemanfaatan PLTS atap di Indonesia, 1 modul surya memiliki kisaran berat antara 11 hingga 15 kg.
STRUKTUR RANGKA ATAP