Bagi Anda yang sudah penat melihat hiruk-pikuk Ibu Kota dengan asap, kemacetan dan jutaan orang berdesakan di dalamnya, liburan dengan tema pegunungan dan alam akan menjadi sebuah pelarian yang menjanjikan. Mata yang selama ini disuguhi pemandangan kota yang menjemukan, perlu disegarkan kembali dengan pemandangan serba hijau-biru yang menenangkan. Warga Ibu kota tak perlu jauh-jauh mencari tempat hingga pegunungan Alpen di Swiss atau Hutan Amazon di Brazil, Jawa Barat pun memiliki beberapa tempat wisata yang dapat mendamaikan susana siapa saja yang mengunjunginya. Hanya berjarak 3 Jam perjalanan dengan kereta api dari Jakarta, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)  dapat menjadi pilihan apik untuk melepaskan sejenak rutinitas di Ibu Kota. Taman nasional yang memiliki luas 21.975 hektar ini membentang di tiga kabupaten berbeda, Sukabumi, Bogor dan Cianjur. Jika sudah bosan mengunjungi  TNGGP melalui kabupaten Bogor, pengunjung dapat mencoba pintu masuk TNGGP melalui jalur Sukabumi bagian utara. Terletak di kecamatan Kadudampit, pintu masuk ke TNGGP wilayah Sukabumi sangat mudah untuk dijangkau. Jika memilih moda angkutan kereta api, pengunjung dapat turun di Stasiun Cisaat (satu stasiun sebelum stasiun Sukabumi) dari  Stasiun Cisaat, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota. Menempuh perjalanan sekitar 45 menit dengan medan yang terus menanjak, pengunjung akan langsung diantar ke gerbang masuk taman nasional dengan ongkos Rp7500 saja. Mendirikan kemah akan menjadi pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu di taman nasional ini. Udara segar dan rimbunnya kanopi hutan Agathis akan membuat waktu disini seakan melambat, udara sejuk dan terpaan sinar matahari menyingkirkan sejenak beban pekerjaan yang sudah mengendap selama satu pekan. Tertidur di atas rerumputan sambil melihat awan yang diselingi daun-daun pohon yang tinggi menjulang merupakan scene yang sulit dilupakan. Kanopi Hutan damar yang tak bosan untuk dipandangi (Dokumentasi Pribadi) Untuk satu kali bermalam disini, pengunjung dikenakan tarif Rp12.500/orang dan sudah termasuk asuransi. Dengan catatan tidak boleh meninggalkan sampah dan merusak segala apa yang ada di dalam Taman Nasional. Saya menghabiskan waktu di Taman nasional ini bersama lima rekan kantor yang sama-sama haus akan liburan. Sengaja mengambil akhir pekan untuk menghindari cuti. Sebelum berangkat, kami sudah menghubungi pengelola untuk menyewa beberapa peralatan outdoor agar tidak harus berat-berat membawa dari Jakarta.
Tenda dengan kapasitas 6-8 orang yang sudah selesai dirakit dan siap ditempati bisa disewa dengan harga Rp 200.000/malam (Dokumentasi Pribadi) Saat registrasi, kami mendapatkan
camping ground di area Tegal Tepus, area sedikit berbukit dan hanya berjarak beberapa puluh meter dari kantor pengelola. Di dalam Taman Nasional ini, salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi adalah air terjun Sawer. Penduduk lokal lebih akrab menyebutnya dengan nama
curug (
curug=air terjun, Bahasa Sunda) Sawer. Terletak 1,7 Km ke arah Timur Laut dari pintu masuk TNGGP.
Curug Sawer menjulang setinggi 30 Meter tegak lurus dengan air yang berasal dari sela-sela batuan kaki Gunung Gede Pangrango. Tak ada yang berbeda dengan air terjun satu ini, alirannnya linear seperti air terjun biasa, namun airnya begitu jernih dan tentu saja dinigin. Jika kita datang saat titik sudut matahari sedang tepat menerpa percikan
curug, kita dapat melihat pelangi di antara gemericik hembusan air yang menyentuh bebatuan dibawahnya. Jatuhan air terjun akan membuat kita semakin segar. Sayangnya, kubangan yang ada dibawah air terjun ternyata sangat dalam sehingga pengunjung dibatasi untuk berenang di air terjun. Alernatif lain, jika kubangan
Curug Sawer terlalu berbahaya, wisatawan dapat juga menikmati sungai kecil hasil aliran dari
Curug Sawer. Aliran airnya yang jernih, batu alam serta rimbunan kanopi hutan akan menjadi kombinasi yang pas untuk objek berfoto. Sayangnya disekitar objek wisata cantik ini ditemukan banyak sekali sampah dan coretan-coretan hasil karya orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Curug Sawer menjulang vertikal setinggi 30m dengan air yang cukup deras (Dokumentasi Pribadi)
Pelangi kecil disekitar jatuhan curug (Dokumentasi Pribadi)
Aliran air dari luapan kubangan Curug Sawer, airnya bisa langsung minum! (Dokumentasi Pribadi)Setelah puas mengunjungi
Curug Sawer, pengunjung dapat menikmati sunset disekitar area perkemahan dan tentunya menghabiskan malam dengan api unggun dan bakar jagung. Itulah kira-kira yang bisa pengunjung lakukan untuk menghabiskan malam di sana. Udara dingin langsung menyergap sejak matahari terbenam. Sangat dianjurkan untuk membawa
sleeping bag dan jaket tebal. Untuk masalah MCK, pengelola sudah menyiapkan sarana yang lumayan laik bagi pengunjung di sekitar area
camping ground. Bukan camping kalau tanpa api unggun (Dokumentasi Pribadi) Pagi hari merupakan waktu yang pas untuk melihat keindahan Situ Gunung, Situ Gunung merupakan danau buatan yang dibangun semasa pemerintahan kolonial dan terletak 1 Km dari
camping ground Tepus. Danau buatan yang berada di ketinggian 970 mdpl ini sebenarnya hanya waduk biasa, namun perpaduan latar antara  jajaran pohon damar yang berderet disisi danau dengan air danau yang jernih membuat
frame yang sangat menakjubkan. Pukul 07.00 merupakan saat yang tepat untuk mengambil gambar danau satu ini. Kamera akan menangkap uap yang keluar dari permukaan danau yang dihablurkan dengan terpaan interferensi matahari dari arah timur. Di seberang danau, tanaman hutan dengan sulur-sulurnya yang meliuk menciptakan latar yang magis namun eksotis. Sungguh pemandangan yang sulit dilupakan.
Sedikit keindahan danau yang tertangkap kamera (Dokumentasi Pribadi) Pemandangan menakjubkan di sisi Barat Danau. Pohon berusia ratusan tahun ini membentuk pagar cantik yang terpantul di permukaan danau, (Dokumentasi Pribadi) Dulu, kedua objek wisata ini dikelola oleh perorangan, namun sekarang pengelolaanya sudah diambil alih oleh pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Semoga dengan pengambilalihan ini pengelolaan TNGGP menjadi lebih baik. Masih banyak sarana yang belum memadai, terutama papan penunjuk arah dan tempat sampah. Seperti biasa, di negeri kita ini, masalah kebersihan selalu menjadi kelemahan. Banyak sampah berserakan disekitar air terjun, danau, Â area
tracking dan
camping ground. Semoga pengunjung, pemerintah dan masyarakat sekitar mulai bisa mendeteksi potensi wisata di lokasi, dengan tidak mengorbankan kelestarian lingkungan, tempat wisata Situ Gunung dan Curug Sawer perlu dikembangkan dan dipromosikan. Kunjungi tempat wisata asli Indonesia yang menakjubkan lainnya hanya di
http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya