Sekali lagi sebelum kulanjutkan perjalanan
Dan menatap lurus kedepan,
Aku ,sendiri ,menadahkan tangan
KearahMu , yang padaNya kuungsikan badan,
Dan, dalam lubuk kalbu terdalam,
Telah khidmat kusuguhkan altar persembhaan
Agar senantiasa
Kembali suaraMu memanggilku.
Pada altar itu terukir membara
Sang kata : kepada Tuhan Tak Dikenal.
Aku milkinya , meski kini
Masih masuk gerombolan penghujat.
Aku milikNya – dan kurasakan jerat
Yang dalam seteru memerosakanku
Dan tetap memaksaku menjadi abdi
Meski kucoba larikan diri.
Ingin kukenali Kau , wahai Yang Tak Dikenal,
Yang cengkramipusat jiwaku,
Yang lintasi hidupku bagai badai,
Kau Yang Tak Tergapai ,yang sejenis denganku !
Ingin kukenali Kau , sendiri jadi abdiMu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H