Mohon tunggu...
Ari AdiAdhana
Ari AdiAdhana Mohon Tunggu... -

Hari Adi Adhana adalah nama Ku

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Melestarikan Lagu Anak-anak dengan Berkeliling Kampung

18 Juli 2011   11:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:35 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"kring-kring-kring suara sepeda... sepedaku roda tiga... kudapat dari ayah... karena rajin bekerja... tuk-tuk-tuk bunyi sepatu... sepatuku kulit lembu... kudapat dari ibu... karena rajin membantu..."

(lyirik by : NN)

foto : Browsing via google Lagu yang dulu sempat dikenal dan banyak dinyanyikan oleh anak-anak di era tahun 80-an tersebut kini mulai terdengar kembali. Meski tidak seheboh pada eranya lagu anak-anak ini kembali ku dengar di kampung tempat tinggalku sekarang ini. Entah mungkin apakah anak-anak yang sekarang mendengar lagu itu kembali tahu bahwa lagu ini sudah ada sejak mereka belum terlahirkan di dunia ini. Sungguh sangat disayangkan bahwa lagu yang kembali diperdengarkan itu bukan diperdengarkan oleh media-media penyebar informasi sekarang ini. Lagu itu kembali diperdengarkan hanya oleh seorang tukang penjaja mainan keliling anak-anak.Hanya dengan bermodal sebuah sepeda yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga menyerupai permainan komedi putar seperti yang terdapat di wahana Dunia Fantasy (Dufan) Ancol (tetapi tidak sebesar seperti yang ada di Dufan) ia dapat menarik banyak perhatian anak-anak balita. Bentuk hewan kuda yang dipasangkan di sepeda tersebutlah yang menarik perhatian anak-anak balita di kampung tempat tinggalku ini. Si pemiliki permainan menggerakan kuda-kudaan itu dengan menggenjot pedal sepedanya. Sehingga kuda-kudaan itu bergerak naik dan turun mengikuti genjotan di pemilik permainan tersebut. Tentu saja gerakan naik dan turun kuda-kudaan itulah yang menarik perhatian anak-anak balita untuk mencoba mengungganginya. Senyum kecerian terlihat di wajah anak-anak balita yang mencoba menunggangi kuda-kudaan tersebut. Tentu saja kejadian tersebut juga membawa senyum kebahagian bagi si pemilik permainan mini tersebut. Dengan mengenjot dalam jangka waktu tidak lebih dari 5 menit ia pun mendapatkan upah yang saya tidak tahu berapa upah yang ditariknya dari setiap anak-anak balita yang sudah menunggangi kuda-kudaan tersebut. Diluar kejadian tersebut tanpa disadari atau tidak si pemilik permainan mini itulah yang berperan untuk melestarikan dan mengenalkan kembali kejayaan lagu yang sangat layak dan mendidik bagi anak-anak kita. Hal tersebut mungkin sangat sepele tapi tidaklah mendapatkan perhatian banyak dari media-media penyebar informasi untuk masyarakat sekarang ini. Sekarang ini jika anak-anak diminta untuk menyanyikan beberapa buah lagu, yang akan keluar dari mulut mereka adalah lagu-lagu yang dilantukan oleh musisi-musisi dewasa (saya tidak mau menyebutkan siapa saja para musisi tersebut hehehehe...). Sangat ironis memang, tema-tema yang diangkat oleh para musisi dewasa tentulah tidak pantas bila ditirukan oleh mulut anak-anak kita. Bentuk pemberontakan, kemarahan, keputusasaan, percintaan dll, tidak akan membangun pribadi kekanak-kanakan mereka. Anak-anak ini dipaksakan untuk menjadi dewasa secara instan. Mereka yang seharusnya menikmati cara berkepribadian kekanak-kanakannya akan tergerus oleh berbagai kepribadian orang-orang dewasa lewat ucapannya, cara berpenampilannya dan gaya hidup kesehariannya yang sangat tidak pas ketika harus ditirukan oleh anak-anak ini. Ya.... kita berharap saja para penjaja permainan keliling anak-anak tersbut dapat lebih menjamur sehingga lagu anak-anak tersebut dapat kembali dinyanyikan oleh anak-anak kita sekarang atau kelak dikemdian hari nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun