"Itu udah dibangun sejak Zaman SBY. SBY yang dulu merencanakan dan membebaskan lahannya. Jokowi itu cuma presiden gunting pita!"
Kalimat itu paling sering saya temukan di media sosial, apalagi dari para pendukung dan simpatisan Partai Demokrat, hampir setiap kali saya bercerita kemajuan Indonesia melalui hashtag #1000kJKW. Agak menyebalkan juga memang, karena kenyataannya sedikit sekali pembangunan yang bisa dituntaskan kurang dari 1 periode kepemimpinan, sementara maksimal seorang pejabat politik sudah dibatasi dua periode.
Perdebatan antara cebong dan kampret ini termasuk alah satu debat kusir yang perlu segera kita akhiri. Adalah wajar project diwariskan dari satu presiden ke presiden lainnya. Termasuk pula di dalamnya, bukan hanya prestasi, tapi juga segudang problem yang harus dibereskan oleh pemimpin baru.
Karena itu sebenarnya sangat wajar kalau kebanyakan proyek pembangunan di Indonesia diresmikan oleh pemimpin setelahnya. Ini bisa terjadi baik di level presiden, gubernur, bupati, hingga kepala desa sekalipun. Sangat wajar pula bila yang meresmikannya dan yang mendapat pujian adalah pemimpin yang berhasil menyelesaikannya sampai ke tahap bisa dinikmati masyarakat, bukan sekedar berangan-angan atau membebaskan lahan saja.
![Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/13/screen-shot-2018-10-13-at-6-30-08-am-5bc12d4612ae9451a02b2e74.png?t=o&v=770)
Tol Sumatera, contohnya, adalah warisan ide dari zaman SBY, atau lebih tepatnya diperjuangkan oleh Dahlan Iskan. Kalau sekedar membanggakan siapa yang punya ide, tentulah presiden sebelum SBY yang harusnya diberikan pengakuan, karena Tol Sumatera sebenarnya ide usang, yang kemudian diperjuangkan mati-matian oleh Dahlan Iskan saat menjadi menteri BUMN.Â
Ceritanya ide tersebut tidak juga kunjung tereksekusi karena ego masing-masing provinsi yang dilewati jalur tersebut. Maka Dahlan Iskan kemudian mengumpulkan mereka semua dan para pimpinan BUMN. Lalu dibuatlah komitmen untuk saling dukung dan kerjasama antar provinsi Se Sumatera dan BUMN untuk melenyapkan rintangan membangun jalan tol.
Ingat bahwa di kemudian hari, Dahlan Iskan mendukung Jokowi. Tidak mungkin dia tidak ikhlas kalau ide yang sudah dia perjuangkan dieksekusi dengan baik pada masa pemerintahan Joko Widodo.
![Sunrise di Jakabaring, Palembang|Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/13/jakabaring-5bc132b5c112fe411924a6e2.jpg?t=o&v=770)
Awalnya permintaan ini ditolak, karena Vietnam dianggap lebih representatif. Namun kemudian Vietnam mengundurkan diri pad tahun 2014 dan kita mendapat durian runtuh.Â
Sejak tahun 2014, kita mulai bersiap untuk Asian Games. Siapa yang bekerja keras menyiapkan seluruh infrastruktur pendukungnya? Ya tentu bukan SBY lah, karena di akhir 2014 beliau sudah tidak lagi menjadi presiden, digantikan Jokowi.
![Tol Pelabuhan|Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/13/screen-shot-2018-10-13-at-6-52-41-am-5bc132d46ddcae726a340393.png?t=o&v=770)