Mohon tunggu...
Hari Utami Dewi
Hari Utami Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sang Konseptor Pendidikan Indonesia

29 Mei 2022   14:30 Diperbarui: 29 Mei 2022   14:36 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SANG REVOLUSI PENDIDIKAN

Oleh : Hari Utami Dewi

  "Menanam, menumbuhkan, dan menyemai adalah sebuah proses dalam  memanusiakan manusia"

Manusia sejatinya mempunyai fitrah berpikir dan berdaya guna untuk diri dan orang lain. Mempunyai kekuatan untuk bernalar dan berlogika yang merupakan karunia Tuhan yang tiada terhingga. Kemampuan itu menjadikan manusia belajar untuk merefleksikan kehidupannya dalam bentuk sikap dan perilaku. 

Tuntunan perilaku tidak lepas dari pendidikan. Dimensi pendidikan sangat luas namun ada kalanya dapat menghasilkan pendidikan bermakna manakala pendidikan itu sejalan dengan nafas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tak luput dengan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) sang revolusi pendidikan Indonesia, mengusung pendidikan sesuai dengan bangsa timur, yaitu pendidikan yang humanis, kerakyatan dan kebangsaan (Wiryopranoto, 2017). 

Pemikiran KHD dalam konsep pendidikan di zaman kolonial adalah merdeka dari diskriminasi, represi, hegemoni, dan superioritas. Intinya perjuangan KHD yaitu memperjuangkan pendidikan "wong cilik" yakni bumiputera rakyat asli Indonesia, ingin keluar dari eksploitasi yang telah mengukung kebebasannya karena adanya feodalisme dan kolonisme, keduanya bagaikan mata uang saling mendukung satu sama lain. 

Hirarki dan otoritas yang tidak mencerminkan demokrasi dan persamaan hak dalam memperoleh pendidikan, KHD sang konseptor dan penggerak pendidikan akhirnya mendirikan sekolah Taman Siswa tahun 1922 -- 1930 yang merupakan pengejawantahan resistensi multikultural dalam melawan represi rezim pemerintahan saat itu .

Konsep KHD yang terkenal dari sisi Patrap Guru yang merupakan watak bagi guru agar Ing ngarso sung tulada (di depan memberi contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah memberi semangat), dan Tut wuri handayani (mengikuti dan mendukungnya). Demikian pula guru hendaknya menerapkan "sistem among" menuntun bukan menggendong. Artinya biarkan murid merdeka dengan karakter, minat, dan bakatnya, mandiri dalam menentukan keputusan hidupnya dengan arahan dan bimbingan sang guru, sebab anak memiliki dua kodrat, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.

Kodrat alam menurut KHD anak tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari letak geografis anak dilahirkan, latar belakang budaya, nilai-nilai agama,  moral dan sosial yang berada di lingkungannya, maka tuntunlah anak sesuai dengan kultur budaya dan nilai-nilai yang mengiringinya. Sedangkan kodrat zaman anak hidup dan berkembang sesuai dengan zamannya, maka bekalilah anak dengan skill dan keterampilan hidup yang sesuai dengan zamannya agar dapat menghasilkan karya dan beradaptasi.

Dari pemikiran sang konseptor pendidikan Indonesia tersebut maka sangatlah wajar jika kita sebagai guru memanifestasikan konsep-konsep pendidikan yang bersifat humanis dalam langkah konkrit dan strategis. Pemahaman baru yang didapat dari konsep pemikiran KHD adalah adanya keterbukaan mind set bahwa sebenarnya pendidikan itu adalah merdeka terbebas dari kukungan kolonialisme, feodalisme, dan rasisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun