MUSIM hujan mulai datang. Bagi sebagian orang di wilayah tertentu, masuknya musim hujan ini membawa berkah. Tetapi, bagi sebagain yang lain membawa petaka. Rakyat Thailand sudah merasakannya. Beberapa kota di Thailand beberapa hari ini lumpuh akibat banjir yang tak kunjung surut.
Bagi warga yang tinggal di sekitar beberapa sungai yang berhulu di Gunung Merapi kini juga harus waspada. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, ada 90 juta meter kubik material vulkanik yang siap luruh menjadi lahar dingin dan bisa meluncur saat hujan deras di puncak Merapi.
[caption id="attachment_139527" align="alignleft" width="300" caption="Lahar dingin di Jogjakarta."][/caption]
Sutopo Purwo Nugroho, kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Humas BNPB, mengatakan Kabupaten Magelang sudah menyatakan siaga I lahar dingin Merapi. Sebab, ancaman lahar dingin yang merupakan sisa erupsi Merapi pada 2010 lalu siap menjelma menjadi lahar dingin nan ganas.
Sutopo mengatakan, masyarakat dan infrastruktur di sepanjang 15 sungai di sekitar Merapi sangat rawan terdampak lahar dingin. Dari sekitar 140 juta meter kubik hasil erupsi Merapi, diperkirakan masih ada 90 juta meter kubik material piroklastik di lereng Merapi.
Sekitar 50 persen terletak di lereng selatan yang dapat mengalir ke Kali Woro, Kali Gendol, Kali Opak, dan Kali Boyong. Sisanya, 50 persen berada di sisi barat ke Kali Krasak,Kali Putih, Kali Lamat, dan Kali Pabelan. “Dam Sabo yang ada kini telah terisi pasir sebanyak 18,24 juta meter kubik atau 90 persen dari kapasitasnya. Hal inilah yang bisa menyebabkan luncuran lahar dingin mudah terjadi,” kata Sutopo.
Dampak yang diakibatkan lahar dingin, lanjut dia, sangat besar. Pada periode musim hujan tahun lalu menyebabkan 28 desa terdampak lahar dingin. Total 861 unit rumah rusak, yaitu 129 rumah di DI Jogjakarta dan 732 di Jateng. Tercatat puluhan jembatan hancur diterjang lahar dingin.
Untuk mengatasinya, Sutopo mengatakan, BNPB memberikan dana siap pakai Rp 444,59 miliar ke Kementerian PU untuk penanganan dadurat lahar dingin.Tiga bidang pekerjaan umum dikerjakan sekaligus. Pertama, sumber daya air Rp 181 miliar untuk normalisasi alur sungai, penguatan tebing, pengerukan intake saluran, perbaikan sabo dam, tanggul di Kali Putih, Kali Krasak, Kali Batang, Kali Bawang, Kali Kuning, dan Kali Gendol.
Kedua, bidang bina marga Rp 232,3 miliar untuk pembangunan jembatan dan perbaikan badan jalan. Sekitar 19 jembatan dibangun. Salah satunya jembatan nasional Pabelan Lama dan Srowol yang menghubungkan Magelang-Jogja. Ketiga, bidang cipta karya senilai Rp 31,39 miliar untuk rehabilitasi intake air Umbul Wadon, penyediaan air minum perdesaan, pemukiman, dan sebagainya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H