Mohon tunggu...
Hamda Alfansuri
Hamda Alfansuri Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa tingkat akhir.

Mahasiswa semester 6, penyuka warna hijau dan pernah bercita-cita menjadi Ranger Hijau. goes to t'win (the win).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tentang Penerbit

29 Mei 2019   23:51 Diperbarui: 30 Mei 2019   01:24 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Apasih bedanya antara penerbit indie dan penerbit mayor?

Baik pada kesempatan ini saya coba jabarlan sedikit tentang keduanya sepemahaman saya. Saya mulai dari penerbit indie dahulu ya.

Penerbit Indie adalah penerbit yang melayani penulis untuk dapat menerbitkan buku secara indie. Secara arti kata, indie mengarah pada pengertian sendiri atau atas usaha sendiri. Jadi dalam proses penerbitan buku secara indie, penulis memiliki keterlibatan yang besar dan mengupayakan semuanya secara mandiri. Diantaranya mulai dari penulisan naskah, editing, layouting, pembuatan cover buku dan sebagainya. Penerbit umumnya hanya terima jadi dan sebagai juru cetak. Mesti sebagian penerbit juga ada yang bersedia memberikan layanan proofing penulisan dan desain cover serta layout. Namun terkadang layanan tersebut berada di luar layanan cetak buku, sehingga penulis perlu membayar lebih.

Dalam proses penerbitan secara indie, buku umumnya di cetak dalam skala kecil atau sesuai order. Misalnya minggu ini ada order 2 buku, maka yang dicetak juga hanya dua buku. Penulis juga bisa _request_ untuk cetak banyak, tapi biasa juga ada biaya tambahan untuk itu. Keuntungan bagi penulis akan bergantung pada berapa banyak buku yang berhasil terjual. Persentasenya sesuai kontrak di awal. Penulis bahkan juga bisa mematok harga untuk buku pribadinya.

Lalu bagaimana dengan pemasaran dan penjualan buku? Seperti disampaikan sebelumnya, umumnya cetak by order. Pemasaran akan lebih banyak terbatas pada komunikasi online atau langsung. Penulis akan banyak mengusahakan sendiri untuk memasarkan karyanya. Walau ada beberapa penerbit yang membantu mempublikasikan di lama web atau sosial medianya. Kesuksesan penjualan dan keuntungan yang didapat akan bergantung banyak pada seberapa gigih penulis memasarkan karyanya.

Naskah seperti apa yang dapat diterbitkan secara indie? Pada umumnya semua naskah dapat diterbitkan. Penerbit biasanya tidak banyak ketentuan untuk ini, dan kadang hanya asal lolos dari konten SARA dsb. Selama naskah sudah siap untuk cetak. Penerbit siap untuk menerbitkan dan membantu pengurusan ISBN.

Sementara Penerbit Mayor adalah penerbit yang memberikan layanan penerbitan secara besar bagi penulis. Layanan yang diberikan umumnya secara penuh, pendampingan penulisan, editing, layout, cover, ISBN, dan lain sebagainya. Penerbit mayor ini misalnya, Gramedia Pustaka Utama, Grasindo, Elex Media, Bentang Pustaka, Mizan dan lain-lain.

Buku yang diterbitkan secara mayor umumnya setiap kali cetakan berkisar 2500-4000 eksemplar, secara besar-besaran. Biaya cetak berasal dari penerbit. Buku ini kemudian akan dijual secara offline melalui toko buku. Penerbit akan memfasilitasi proses pendistribusian buku ke berbagai toko buku. Selain secara online biasanya penerbit juga membantu memasarkan secara online. Penulis tentu tetap diharapkan dapat aktif untuk mempromosikan bukunya. Keuntungan bagi penulis berupa royalty umumnya akan dibayarkan tiap 3 atau 6 bulan, sesuai kesepakatan.

Bagaimana caranya untuk bisa terbit melalui penerbitan mayor? Karena layanan yang diberikan begitu luar biasa maka biasanya penerbit akan lebih selektif dalam memilih naskah yang dapat masuk antrian cetak. Tiap penerbit punya standarnya masing-masing. Naskah yang masuk ke penerbit juga biasanya tidak sedikit, sehingga tidak jarang penulis harus menunggu beberapa minggu/bulan untuk dapat keputusan apakah lolos atau tidak.

Perlu diketahui bahwa beragam penerbit mayor ini umumnya punya kriteria naskah khusus, dan juga menerima genre tulisan yang berbeda. Misal ada yang fokus pada penerbitan fiksi, buku islami, buku anak-anak dan buku ilmiah dan sebagainya. Sehingga sebelum mengirim naskah sebaiknya penulis sudah mencari tahu dahulu, penerbit mana yang menerima naskah dengan genre yang ditulis. Ketidaktepatan jenis tulisan bisa berakibat ditolaknya naskah.

Mana yang lebih baik antara penerbitan secara indie atau mayor?

Keduanya tentu sama-sama baik dan memiliki kelebihan masing-masing. Barangkali sebagian penulis akan senang jika tulisannya akan terpampang di etalase toko buku, maka bisa mencoba penerbitan mayor, dengan siap menerima proses yang "lebih ketat". Melalui penerbit indie juga bukan tidak bisa, memulai dari indie juga tidak buruk, bisa jadi batu pijakan awal bagi penulis dalam menulis sebuah buku. Tidak jarang juga ada naskah buku indie yang kemudian bisa naik cetak secara mayor.
Semua akan tetap bergantung pada tujuan kita dalam menerbitkan buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun