Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Money

Utang Indonesia Katanya Memuncak Tahun 2020, Realitanya Bagaimana?

21 Oktober 2021   11:00 Diperbarui: 21 Oktober 2021   11:04 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan tersebar meme dari IDN Times yang mempersoalkan naiknya hutang Indonesia pada pemerintahan Jokowi sebesar 4.016 T dan puncak penambahannya ada pada tahun 2020. Secara sekilas, terlihat seolah negara kita dalam krisis besar karena terus-terusan menambah hutang. 

Bagaiamana membaca data ini? Hal ini bisa dilakukan dengan membandingkan hutang kita dengan negara lainnya di kawasan ASEAN. Bukan dari berapa banyak hutang yang diambil, namun negara mana yang penambahan hutangnya paling efektif dan efisien dalam pemulihan ekonomi. 

Jika diambil data dari sesama negara ASEAN yang besar penduduk dan skala ekonominya kira-kira apple to apple, maka tiga negara bisa dijadikan perbandingan, yaitu Malaysia, Thailand, dan Indonesia, kita bisa melihat hasil penambahan hutang pada periode yang sama, tahun 2020.

Dari data yang dilansir situs Asian Nikkei, untuk menghapi pandemi tahun 2020, Thailand mengajukan penambahan hutang sebesar $44,9 Miliar, Malaysia mengumumkan stimikus pemulihan ekonomi $35,7 Miliar, sementara Indonesia mengumumkan penambahan anggaran $52,2 Miliar untuk pemulihan ekonomi. Sekali lagi, sekilas Indonesia terlihat paling besar. Namun perlu dilihat perbandingan dengan GDP masing-masing. Thailand hanya setengah dari Indonesia, yaitu $501,8 Miliar, sementara Malaysia hanya sepertiganya, yaitu $336,7 Miliar. Dengan GDP $1,058 Triliun, bisa dilihat Indonesia mengambil porsi penambahan hutang lebih kecil.

Dari sekian banyak hutang yang diambil untuk pemulihan ekonomi, berapa besar pengaruhnya terhadap ekonomi masing-masing? Thailand mengalami kontraksi ekonomi -6,1 persen, Malaysia -3,1 persen, sementara Indonesia lebih baik dengan angka hanya -2,1 persen. 

Dari angka ini bisa dilihat mana penambahan hutangnya memperlihatkan hasil yang lebih baik. 

Untuk menuntut negara tidak boleh menambah hutang pada saat pandemi adalah mustahil, karena kenyataannya seluruh negara harus membatasi kegiatan ekonomi untuk memperlihatkan keseriusan mengatasi penyebaran pandemi agar tidak kehilangan kepercayaan investor, yang berarti memperburuk kondisi ekonomi. Di sisi lain, jika negara tidak campur tangan, daya beli masyarakat akan terus merosot dan banyak orang akan kehilangan pekerjaan.

Jika yang dipersoalkan adalah jumlah hutang tahun 2020, kenyataannya memang seluruh negara di dunia ini menambah hutangnya untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi COVID 19. Situs Bloomberg menginformasikan bahwa secara global hutang negara-negara di seluruh dunia bertambah $19,5 Triliun selama masa pandemi. 

Kalaupun ada yang bisa dikritisi adalah upaya memperbaiki pertumbuhan ekonomi pada 2021 yang tidak terlihat sebaik tahun 2020. Berdasarkan outlook 2021 dari Asian Development Bank, pertumbuhan ekonomi Indonesia dikoreksi menjadi 3,5 persen dari awalnya diperkirakan 4,5 persen, sementara Malaysia lebih baik dengan angka 4,7 persen dari awalnya diperkirakan 6 persen, dan terburuk adalah Thailand yang diperkirakan hanya 0,8 persen, dari awalnya diperkirakan persen. 

Namun jika dilihat dari indeks pemulihan di antara sesama negara ASEAN, Indonesia tetap ada di peringkat terbaik, di atas Singapura, Malyasia (posisi 4), dan Thailand (posisi 6). 

Sumber; Nikel Asia 6 Oktober 2021
Sumber; Nikel Asia 6 Oktober 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun