"Mas ga tertarik tanggapi? Di twitter udah trending nama Mas Bud tuh!" tanya saya ke Mas Budiman Sudjatmiko. "Ga usahlah." Jawab Mas Budiman. Banyak cibiran yang muncul di medsos hari ini ternyata diabaikan saja.Â
Mas Bud memang orang yang terbuka terhadap saran dan kritik, saya sendiri sudah mencoba membuktikannya sehari-hari dalam pertemanan. Walaupun juga kami sering tidak sepakat dengan banyak hal.
Kalau dia bilang, saya ini rada-rada ke kanan agak relijius, sementara semua orang tahu sedari dulu kalau dia dari kalangan progresif. Tapi itu tidak menghalangi kami untuk bertukar pikiran soal banyak hal.Â
Bicara keterbukaan, reaksi Budiman Sudjatmiko bisa dibandingkan dengan Fahri Hamzah hari ini yang terlihat begitu meradang dengan aksi mahasiswa. Justru ia terlihat mendukung saat saya mengangkat beberapa poster demonstrasi lucu, memention dirinya.Â
"Didemo dengan poster-poster lucu adalah disindir teman seiring. Ini seperti seorang suami yang saat pulang kantor, istrinya kemudian menaruh lipstik di depan suaminya sambil bilang, 'Mas, kok warna lipstik di kerahmu lebih ngejreng dari warna lipstik ini ya?'"
Tapi mari lupakan Mas Budiman Sudjatmiko sejenak. Anggap saja dia bagian dari masa lalu perjuangan reformasi kita. Yang mau saya bahas tentunya anak-anak revolusi masa kini.
Mereka yang menghidupkan perbincangan di media sosial. Yang selalu kita lecehkan dengan anak-anak muda yang cuma tahu K-Pop, hobinya rebahan, hobi berburu giveaway, dan pose-pose alaynya menghiasi timeline kita setiap hari.Â
Tapi suka atau tidak, seperti saya ungkapkan di setiap pelatihan media sosial, merekalah masa depan kita!
Mereka yang kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin di berbagai perusahaan ternama, jadi politikus yang membuat kebijakan, bahkan salah satunya mungkin sekali akan menjadi gubernur atau presiden kita. Atau paling buruk, akan menjadi teman sekantor kita, mengajak kita berbicara politik dari sebelah meja kita.Â
Secara pribadi, saya tidak melihat banyak masalah dari berbagai RUU yang hendak disahkan oleh DPR. Bagi saya, banyak keributan saat ini lebih disebabkan karena sosialisasi yang kurang akibat target pengesahan yang terburu-buru.