Mohon tunggu...
Sitti Harfiyani
Sitti Harfiyani Mohon Tunggu... -

lewat jemari kecil,,dengan kata tak sesempurna,, kulukis angan dengan impian,,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cerita Malam Ini

17 Maret 2012   14:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih teringat perkataan tadi malam sebuah janji yang kau amanahkan untuk kusampaikan kepada orang tuaku. Janjiyang sempat kau lontarkan di Rumah suci disudut kota. Kau datang dengan menawarkan panorama-panorama kesetiaan. Menghapus jejak-jejakluka yang sempat singgah. Bahkan kumencoba menerimamu dengan sgala kekurangan yang ada padamu. Kutekadkan bahwa hati ini hanya dapat di isi oleh namamu. Tapi takdir berkehendak lain, kita hanya dapat ditakdirkan bersama hanya setahun empat bulan dari sisa umur yang kupunya. Hancur seketika saat kau mengatakan bahwa kebersamaan yang dibina berakhir dimalam ini. Rasa kantuk kini berubah menjadi tetesan-tetesan air mata. Baru kemarin kebahagiaan itu saya rasakan, kebahagiaan yang sempat hilang ditelan waktu. Kamu tau tidak betapa berharganya dirimu untukku, betapa berharganya waktu yang kusisakan untukmu. Kau sudah menjadi bagian dari tubuhku tapi kenapa saya masih sulit menjadi bagian dari dirimu. Agh terlalu sulit cobaan tuk bisa bersamamu, capek melangkah demi mempertahankan kebohongan, tapi terlalu indah kenangan dari kebohongan itu tuk kulupakan. Masa-masa yang indah saat kau masih disini, saat kau ajarkan aku banyak hal dari kemandirian hidup hingga kudapat bermimpi besar tuk bisa menggenggam matahari. Itu semua karenaajaranmu.

Melangkah bersamamu tuk bisa hidup denganmu adalah mimpi yang sangat mustahil tuk ku gapai, mungkin ada harapan tuk bisa menggenggam dan menaklukan dunia tapi harapan tuk bersamamu tinggalah sebuah harapan yang tak mungkin lagi kumiliki bahkan membayangkan semua kenangan itupun aku tak sanggup. Saat ini hatiku sudah tertutup enggan rasanya merasakan perasaan itu lagi meskipun sejuta keindahan dan kebahagiaan yang dia tawarkan bagiku tak ada keindahan saat kubersamamu. Makasih telah singgah meskipun sebentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun