Sektor padat modal tidak memiliki leverage yang besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan. Masyarakat bawah yang notabanenya merupakan lapisan miskin, sulit terjangkau. Mereka tak bisa berperan banyak.
Kelima : desentralisasi pertumbuhan. Secara spasial, data pertumbuhan ekonomin pada triwulan pertama tahun 2011 menunjukkan jika 57,5 persen PDB berasal dari pulau jawa, pulau sumatera sebesar 23,6 persen, pulau kalimantan 9,8 persen, pulau sulawesi 4,5 persen, bali dan nusa tenggara 2,4 persen. Sementara kontribusi terkecil berasal kelompok provinsi di pulau malukun dan papua, yakni sebesar 2,2 persen.
Faktor infrastruktur perhubungan atau transportsi diyakini menjadi salah satu penyebab utama ketimpangan itu. Jumlah serta kondisi jalanan, pelabuhan, bandara serta terminal antar kota dan provinsi dikawasan timur indonesia masih jauh tertinggal dengan prasarana infrastruktur di jawa-sumatera.
Pengaruh keterbatasan sarana perhubungan dalam mobilisasi potensi-potensi ekonomi sangat signifikan. Harga-harga barang menjadi mahal akibat biaya angkut yang besar sehingga menyebabkan lemahnya nilai kompetitif. Oleh karenya, harus ada strategi pembangunan komprehensif yang sinergi dari hulu ke hilir agar semua potensi bisa dimobilisasi untuk menggerkkan perekonomian.
Keenam: merawat kelas menengah. Menurut catatan bank dunia, tahun 2011 indonsia memiliki 134 juta kelas menengah. Yaitu mereka yang mengonsumsi 2 dollar sampai 20 dollar perhari. Kelas menengah merupakan dinamisator ekonomi yang sangat prospektif dan membentuk wajah daya beli domestik yang cukup tinggi. Tak heran jika kontribusi konsumsi domestik menyentuh angka 70 persen dalam komposisi PDB kita.
Pasar kelas menengah tentu menarik negara lain. Maka jamaklah kita saksikan produk impor menyerbu pasar indonesia. agar  produk dalam negeri kompetitif, maka Standar Nasional Indonesia (SNI) harus diberlakukan secara disiplin. Pelibatan teknologi dalam produksi juga harus dilakukan. Demkian pula kampanye untuk bangga menggunakan produk indonesia, harus masif.
Menelaah berbagai informasi  dan peluang indonesia, penulis optimis, dengan desain optimlisasi pertumbuhan yang terintegrasi, akan terbukti prediksi berbagai lembaga internasional seperti bank dunia standar chartered bank atau IMF, jika indonesia akan menjadi salah satu kekuatan utama ekonomi dunia pada tahun 2030 atau paling lambat tahun 2050. Telah banyak variabel-variabel yang memperkuat optimisme itu. Oleh karenya, semua elemen bangsa, utamanya pemuda, harus mempersiapkan diri agar menjadi pemain utama, bukan menjadi follower.
Walaupun hasil kerja pemerintah belum begitu memuaskan, disatu sisi, semua unsur di negeri ini semestinya mau bersyukur atas usaha keras pemerintah untuk mempertahankan kestabilan ekonomi yang bukan perkara mudah. Situasi seperti saat ini, ketahanan ekonomi indonesia dikategorikan sebagai sebuah pencapaian luar biasa.
Referensi:
1. Â Â journal.umy.ac.id/uploads/jurnal1/1490-2193-1-PB.pdf
2.   fem.ipb.ac.id/.../JEKP‎
3. Â Â http://www.bps.go.id/?news=1008
4. Â Â http://www.presidenri.go.id/index.php/indikator/
5. Â Â http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia
6. Â Â http://www.kemenperin.go.id/artikel/3738/Kadin-Setuju-IJEPA-Dikaji-Ulang-
7. Â Â www.bisnis.com
8. Â Â http://www.ekon.go.id/
9. Â Â http://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian
10. Â Â http://www.indonesia.go.id/in/kementerian/kementeri-koordinator/kementerian-koordinator-bidang-perekonomian
11. Â Â www.lmfeui.com/data/Proyeksi%20Ekonomi%20Makro%20LM%20FE
12. Â Â www.academia.edu/.../Kondisi_Perekonomian_Indonesia_dalam_Pengar
13. Â Â http://bappenas.go.id/node/52/2803/deputi-bidang-ekonomi/
14. Â Â http://economy.okezone.com/
15. Â Â www.kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H