Perkembangan teknologi adalah salah satu hal yang tidak pernah bosan untuk dibahas. Setiap membahas mengenai suatu teknologi yang tengah marak di lingkungan kita, dalam kurun waktu yang sangat singkat saja akan muncul sebuah teknologi baru.Â
Sungguh, tidak ada habisnya. Semuanya bermunculan bagai gelombang. Tidak terbendung. Apa lagi setelah dunia berhasil menemukan internet, teknologi berdatangan dengan sangat cepatnya.
Jika kita melihat jauh ke belakang, perkembangan teknologi mulai terjadi pada abad ke-18. Pekerjaan manusia mulai digantikan dengan mesin-mesin uap yang tumbuh di Eropa. Semuanya berubah, dari bidang pertanian, manufaktur, infrastruktur, pertambangan, dan transportasi.Â
Dari sudut pandang negara, semuanya sangat menguntungkan. Produk-produk bisa dikerjakan dengan sangat cepat. Soalnya, permintaan akan adanya suatu barang juga sangat meningkat drastis.Â
Begitu pula di bidang transportasi. Jauh sebelum mesin uap yang lebih efisien ditemukan oleh James Watt, transportasi internasional hanya menggunakan tenaga angin untuk bergerak.Â
Dan tentunya itu memakan waktu yang sangat lama untuk sampai di tempat tujuan. Dengan mesin uap, perjalanan antar negara menjadi lebih terjadwal dan cepat, tentu saja.
Hal ini juga mendorong seluruh negara di Eropa pada waktu itu untuk fokus mengembangkan teknologi mereka masing-masing. Untuk mengingatkan, mesin uap pertama kali digunakan di Inggris dengan tujuan sebagai alat tenun mekanis yang dapat meningkatkan produktivitas industri tekstil.Â
Setelah Inggris, negara-negara seperti Jerman, Prancis, Rusia, Spanyol, dan negara-negara Eropa lainnya juga berlomba-lomba. Selain untuk mempermudah suatu produksi barang, penemuan mesin uap juga membantu negara-negara itu untuk mengontrol negara koloninya dengan lebih mudah. Mereka bisa mengirim kapal perang mereka dengan kurun waktu yang lebih singkat.
Namun, dibalik kemudahan penemuan teknologi yang serba membantu ini, kaum pekerja terkena imbasnya. Dulu, sebelum mesin-mesin ditemukan, di sebuah pabrik tekstil bisa menggunakan sampai dengan seratus orang pekerja.Â
Sayangnya, setelah mesin-mesin uap mulai merajalela, banyak dari pekerja itu harus terkena pemecatan secara sepihak. Alasannya cukup sederhana.Â