Mohon tunggu...
Harfei Rachman
Harfei Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - An Un-educated Flea

Aku, pikiran yang kamu takkan bisa taklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Film

The Seventh Seal, Beradu Catur dengan Kematian

20 Mei 2018   23:48 Diperbarui: 21 Mei 2018   00:35 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antonius terlihat gamang, garis hitam di sekitar matanya terlihat pekat akibat kurang tidur. Di pinggir pantai itu, dia terbangun melihat ke sekelilingnya. Bersama seorang pengawalnya yang masih tertidur pulas, dia  kembali ke negeri asalnya, Denmark. Tempat tinggalnya kini tak sama seperti dulu, Denmark kini dilanda wabah hitam yang membunuh lebih dari sepertiga penduduk Eropa. Usai dia kembali dari lamunannya, dia membalikkan badan dan menemukan seorang lelaki berjubah hitam, yang ia personafikasikan sebagai Kematian. Antonius bertanya "Apakah kau adalah kematian?" lalu ia bertaruh kepadanya, bila dia menang, maka dia akan lolos dari kematian. Namun bila Kematian yang menang, maka nyawanya lah yang jadi taruhannya.

Tulisan di atas adalah adegan awal dari film The Seventh Seal karya Sutradara Magis asal Swedia, Ingmar Bergman. Ingmar mengatakan ide awal film ini bermula dari rasa kagumannya kepada Sutradara Jepang, Akira Kurosawa. Rata-rata film Kurosawa memang berlatar-belakang era Edo, dan Ingmar pun turut menggunakan sejarah di negara-negara Skandinavia sebagai latar-belakang film tersebut.

Selain pengaruh dari Kurosawa, ada beberapa hal yang membuat Ingmar memutuskan untuk membuat film tersebut. Judul The Seventh Seal sendiri diambil dari sepenggal kalimat tentang akhir jaman dalam Book of Revelation. Dan mulai dari situ muncul ide Ingmar untuk membuat tema tersebut dalam sebuah drama di teater miliknya. Bengt Ekerot yang menjadi karakter Kematian sendiri, juga berperan sebagai sutradara dalam versi teaternya.

Film tersebut juga menjadi debut Max Von Sydow bersama Ingmar Bergman. Di film ini, karakter Antonius terlihat pasrah akan nasibnya terhadap kematian. Dalam film tersebut, karakter Antonius tidak hanya sekali beradu catur bersama Sang Kematian. Di adegan selanjutnya, Antonius mengungkapkan pengakuannya dan strateginya melawan kematian kepada seorang biarawan yang di akhir kita tahu, adalah Kematian yang sedang menyamar. Di adegan terakhir, Antonius pun merasa tercurangi oleh kematian.


Dalam perjalanannya pulang menuju kastil, mereka berdua bertemu dengan beberapa orang termasuk pasangan aktor drama yang juga suami-istri yaitu Jof dan Mia, dan juga seorang anak bayi mereka. Uniknya, Jof memiliki kelebihan, yaitu bisa melihat sesuatu yang orang lain tak bisa lihat seperti penampakan Bunda Maria. Namun banyak orang menganggapnya delusional, termasuk istrinya, Mia. Dan sesuatu yang mendebarkan buat Jof adalah di saat melihat penampakan Kematian saat bermain catur bersama Antonius. Dan saat adegan terakhir, dimana Jof dan Mia berpisah dengan Antonius dan rombongan yang lain, dia melihat Kematian menggiring Antonius beserta rombongannya dari kejauhan. Salah satu adegan terakhir ini menjadi adegan ikonik dalam film tersebut.

dance of death
dance of death
Memang berbicara film-film  Ingmar Bergman, sedikit sulit dicerna pikiran. Apa yang saya pikirkan, mungkin berbeda dengan apa yang orang lain lihat. Ingmar memang lebih sering berbicara tentang apa yang ada di pikirannya melalui karakter-karakter di filmmnya. Melalui Antonius, Ingmar mencoba memahami apa itu kematian. Selama ini, dia merasa dirinya sangat terobsesi akan kematian hingga akhirnya dia memutuskan untuk membuat film The Seventh Seal. Dan berawal melalui dunia teater, hingga membawanya ke dalam layar sinema, Ingmar berhasil melawan rasa penasarannya akan kematian. Dan melalui itu juga, The Seventh Seal masih menjadi salah satu film klasik terbaik hingga sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun