Di bola matanya, ikan-ikan itu tersimpan rapi. Menari-nari gemulai. Berlari kesana-kemari. Berselendang warna-warni. Kadang sembunyi sambil bernyanyi.
Ikan-ikan berenang di langit-langit kamarnya. Menggoda keinginan untuk menangkapnya. Tapi mereka gesit tak terkira. Kehadirannya tak dapat diduga, dan lenyap begitu saja.
Di empang, ia lempar mata kail dahulu. Lalu duduk menunggu. Separuh hari berlalu, sepasang mata pemancing itu sayu. Ia makin risau karena di permukaan air itu ada seraut wajah istrinya yang lesu.
Surabaya, Jumat 17 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H