Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Kita bisa merasakan kuatnya prinsip hidup yang dianut Chairil Anwar. Ia bersikukuh tak mau dirayu oleh siapapun, termasuk oleh seseorang yang menjadikan alasan puisi tersebut diciptakan.
Chairil Anwar tak mau dikasihani. Ia ingin mewujudkan prinsip hidupnya menjadi nyata, apa pun resikonya! Ia bersemangat untuk membangun cita-citanya. Maka wajar jika puisi ini diakhiri dengan pernyataan optimis, Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Doa
(Kepada pemeluk teguh)
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut namaMu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!