SIAPA sangka Barcelona, salah satu kota tujuan wisata di Spanyol ini dulu, entah sekarang, banyak berkeliaran pencopet. Konon karena kota ini cukup padat, 1 ribu orang perkilometer jadi alasan copet leluasa melancarkan aksinya. Kalau mau dicari alasannya, tentu ada sebab lain yang memicu munculnya pencopet di suatu wilayah.
Negeri yang kita cintai ini memiliki banyak kota besar yang padat penghuninya. Problem sosial pastilah ada. Sebutlah kemiskinan, ketersediaan lapangan kerja, dan rendahnya tingkat pendidikan. Hal-hal tersebut bisa menjadi biang kejahatan, salah satunya adalah aksi mencopet.
Mencopet dinilai banyak orang sebagai aksi kejahatan yang nekad. Karena pelaku beraksi justru di kerumunan banyak orang. Jika calon korban memergoki dan berteriak, pilihan hanya ada dua bagi pencopet; babak belur dikeroyok oleh massa atau bila bernasib baik, diamankan oleh aparat kepolisian.
Meski kadang mengancam jiwa mereka sebagai taruhannya, namun pencopet sepertinya tak pernah jera. Kerasnya kehidupan membutakan akal sehat. Mereka mencopet pada mulanya mungkin iseng, atau terdesak kebutuhan, akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit ditaklukkan.
Tidak diketahui asal usul aksi mencopet ini. Ada yang bilang bahwa mencopet pada mulanya adalah ajang memamerkan ketrampilan tangan untuk mengambil atau memindahkan barang dengan gerakan cepat. Entah kenapa dalam perkembangannya, mencopet jadi aksi tidak terpuji karena digunakan untuk mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya.  Â
Fenomena pencopet di perkotaan ibarat bayang-bayang dari suatu objek. Keberadaan mereka tak bisa disangkal. Perkotaan adalah tempat orang melabuhkan harapan. Orang-orang yang tak beruntung akhirnya mencari jalan pintas, salah satunya dengan menceburkan diri menjadi pencopet.
"Bagaimana mengenali sosok pencopet?" demikian tanya seseorang. Jawabannya, sulit! Penampakan mereka seperti pada umumnya orang yang lalu lalang melakukan aktifitas sehari-hari. Satu hal yang membedakan adalah sejak keluar dari rumah di kepala mereka sudah tertanam itikad tidak baik untuk mengambil barang orang lain.Â
Pencopet biasanya beraksi di kendaraan umum. Tempat ini dianggap ideal karena orang-orang yang naik turun transportasi biasanya terburu-buru. Pikiran mereka asyik memikirkan pekerjaan. Akibatnya hilang kewaspadaan. Pencopet mengincar orang-orang yang lengah. Mereka mencari peluang di antara penumpang yang sembrono menaruh ponsel atau dompet. Â
Agar tidak menjadi korban pencopetan, tutuplah peluang pencopet melancarkan aksinya. Caranya, pastikan ponsel atau dompet tersimpan aman di dalam tas. Teliti tas sudah tertutup rapat. Taruh tas di depan atau dalam pangkuan. Hindari menaruh tas di punggung atau di samping. Dan jangan menggunakan ponsel di tempat-tempat keramaian. Â
Meniadakan pencopet adalah pekerjaaan besar bagi seluruh komponen masyarakat. Pemerintah berkewajiban membuka kesempatan kerja seluas-luasnya, menggalakkan pelatihan kerja, atau mengadakan pendampingan para wirausahawan kecil dan menengah. Sementara itu para pemimpin agama memperkokoh keruhanian dengan nasihat-nasihat yang memotivasi untuk berbuat kebaikan.Â