Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Bola

Beginilah Karakter Tim Jawara Euro 2020

6 Juni 2021   08:04 Diperbarui: 6 Juni 2021   08:09 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SEPAK BOLA termasuk cabang olahraga yang sudah lama dimainkan orang. Apa yang menarik dari menonton sepak bola pada saat ini? Jika disuruh memilih, asyik mana menonton sepak bola klasik dibanding sepak bola modern?

Zaman sekarang boleh disebut sebagai era sepak bola modern. Saya tidak tahu apakah sepak bola pada zaman dulu dimainkan seperti saat ini. Yang jelas, sepak bola modern enak ditonton karena kedua tim saling berbagi serangan. 

Jerman, Rusia, dan Republik Ceko adalah tim-tim tipikal bermain kolektif. Mereka kompak dalam penyerangan dan pertahanan. Strategi seperti ini tentu akan membuat lawan kocar-kacir. Jika lawan tidak mampu meredamnya, bukan mustahil akan kebanjiran gol.

Para pemain sepak bola modern seolah tiada henti berlari menjelajah lebar dan panjang lapangan sepak bola. Mereka bergerak menyerang sesuai instruksi pelatih. Mungkin filosofi sepak bola modern adalah pertahanan yang bagus adalah menyerang dengan agresif.

Peran striker murni pada sepak bola modern sepertinya menjadi bias. Karena semua pemain berpotensi untuk menjebol gawang lawan. Semua pemain berkontribusi menciptakan peluang bagi rekannya untuk mengeksekusi bola menjadi gol kemenangan.

Jerman, Belanda, Kroasia, atau Rusia adalah contoh tim-tim yang tidak memprioritaskan seorang striker. Mereka menekankan bahwa semua pemain berpeluang menciptakan gol. Siapapun yang punya posisi tepat untuk mencebloskan bola ke gawang lawan, maka ia berhak diberi umpan.

Kemampuan pemain sepak bola modern cukup merata. Hal ini sangat menguntungkan bagi tim. Karena tidak mengistimewakan pemain tertentu, sehingga setiap pemain tidak merasa terbebani. 

Peran kapten tim sangat krusial. Ia adalah kepanjangan tangan dari pelatih. Namun kapten tidak menutup kemungkinan untuk berimprovisasi. Jika merasa arahan pelatih tidak bisa mengembangkan permainan, maka tentunya kapten akan mengambil keputusan yang tepat agar timnya bisa memenangkan pertandingan.

Di atas kertas kita bisa menyebut; Jerman, Belanda, Kroasia, Republik Ceko, Spanyol, Italia, Prancis, Belgia, dan Rusia berpeluang jadi jawara di perhelatan Euro 2020. Namun dalam sepak bola, peran keberuntungan tak boleh dikesampingkan. Ketika semua strategi dan upaya dikerahkan, dan hasilnya tak sesuai kenyataan, mungkin Dewi Fortuna sedang tidak berpihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun