Suatu ketika batu terbangun dari tidurnya,
menyaksikan kesibukan angin menulis di atas tubuhnya
Angin sibuk menulis hingga tak kenal waktu
Batu menitikkan air mata
yang mengalir ke pantai kehidupan
Di situ ada kenangan panjang tersusun rapi
di antara senyum dan bahagia,
dalam himpitan ruang dan waktu
Di persimpangan senja, melintas ribuan pikiran batu
Angin tercengang, ingin mengejar
Tapi jiwanya mengisaratkan sebaliknya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!