Tetes-tetes kerinduanmu
torehkan prasasti pada hidupku
menggenangi setiap celah ruang dan waktu
menuju jalan kasih sayangmu
Maafkan bila belum sempurna baktiku
Maafkan aku atas air matamu
Maafkan anak-anakmu
selalu abaikan ketulusanmu
Kau ada untukku
suka duka menemaniku
bimbingan dan doamu tameng hidupku
menjadi suluh setiap langkahku
Tanpamu, aku seperti angin tanpa arah
Kau hamparan samudera
Tempat curahan segala gundah
mengalirkan harapan indah
Tak ada harga terima-kasihku
dibanding setiap tetes pengorbananmu
Kenangan manis melambai pikiranku
tak akan kabur dari memoriku
Kata lembutmu mengiang di udara pikiranku
menemani dalam kegagalanku
memeluk dalam gembiraku
Kau ajarkan keutuhan cinta padaku
Ibu, kau cahaya hati
segala jerihmu akan abadi
menghias sanubari
yang diukir ketulusan sejati
Surabaya, 17/06/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H