Hari ini, 29 Juni 2017 Ahok si Nemo kecil yang melawan arus genap berusia 51 thn. Jagad maya diramaikan dengan ucapan selamat ulang tahun dari para pendukungnya dengan #HBDAhok51. Masih menyimpan pilu di hati sebagaian besar masyarakat Indonesia tentang vonis yang dijatuhkan oleh hakim kepada Ahok. Meskipun Ahok telah dipenjara, tetapi semangat perjuangannya menjadikan Jakarta menjadi Jakarta yang lebih baik, menjadi api pembakar semangat bagi kita semua, terutama anak-anak muda yang 'waras', dan masih melihat bahwa hujan jatuh dari atas bukan dari samping. (masih bingung dengan pemikiran rakyat bumi datar).
Apa yang menarik dari Ahok? Tidak banyak sih, tapi buaanyakk... Tetapi salah satu yang menarik adalah ketika ia membacakan pleidoi dalam sidang lanjutan kasus yang ditimpakan kepadanya.
Ahok menuturkan bahwa di tengah kesibukannya memimpin Jakarta ia juga selalu welcome dengan masyarakat yang datang berkunjung, dan salah satunya adalah anak-anak TK. Salah seorang bertanya tentang alasannya melawan semua orang dan melawan arus. Ahok yang kreatif akhirnya mengajak anak-anak itu untuk menonton cuplikan film Fanding Nemo.
Dalam cuplikan itu banyak ikan terjebak dalam jaring para nelayan. Kemudian Nemo mengajak ikan-ikan yang terjaring untuk berenang ke arah bawah (berlawanan dengan tarikan jaring sang nelayan). Awalnya ikan-ikan yang lain tidak mempedulikan ajakan Nemo tersebut. Kemudian Nemo memastikan sekali lagi bahwa mereka harus berenang ke bawah melawan arus agar terbebas dari jaring. Akhirnya ikan-ikan itu menuruti kemauan Nemo untuk berenang ke bawah dan terbebas dari jebakan jaring nelayan. Nemo pingsan dan tidak ada ungkapan terima kasih dari ikan-ikan yang lain.
Inilah yang menjadi alasan Ahok dan jawaban dari pertanyaan kita semua, "Kenapa Ahok berbeda? Kenapa Ahok melawan Arus?" Ahok menjawab: "Sekalipun kita melawan arus semua, melawan semua orang yang berbeda arah, kita harus tetap teguh. Semua tidak jujur, tidak apa-apa, asal kita sendiri jujur. Mungkin setelah itu tidak ada yang terima kasih sama kita, kita tidak peduli karena Tuhan yang menghitung untuk kita, bukan orang".
Ternyata inilah alasannya. Ia melakukannya untuk Tuhan nya. Saya teringat akan bunyi nas Alkitab dalam Kolose 3:23 yang bunyinya Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Ahok berani melawan arus, karena yang ia lakukan bukan untuk menyenangkan manusia tetapi untuk Tuhan.
Di tengah arus global, banyak trend yang bertentangan dengan norma atau ajaran Tuhan. Dan siapkah kita melawan arus tersebut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H