Mohon tunggu...
Hardy Mynhart
Hardy Mynhart Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Content Kreator

Lahir di Manado, telah menikah dan dikaruniai seorang anak, seorang pekerja keras, mampu memotivasi diri, cepat belajar pada hal-hal yang baru, proaktif dan inisiatif, aktif diberbagai organisasi masyarakat. Pernah bekerja pada beberapa stasiun tv (lokal dan nasional) sebagai seorang produser program TV, designer visual grafis, event organizer. Hobby pada fotografi, blogging, komputer dan desain grafis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Marah dan Sikap Permusuhan Sebabkan Penyakit Jantung dan Paru-paru

16 Juli 2015   10:55 Diperbarui: 16 Juli 2015   10:55 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Marah, Penyakit Jantung, Paru-paru"][/caption]

Kehidupan manusia takkan lepas dari salah dan alpa, termasuk ketika bergaul dengan sesamanya. Ketika orang berbuat salah, sebaiknya ia segera meminta maaf atau kita memaafkannya. Tidak menyimpan dendam dan kemarahan. Ilmuwan modern semakin menemukan pentingnya sikap menahan marah.

Banyak bukti ilmiah telah mengukuhkan bahwa marah merusak jantung dan fungsi paru-paru. Merusak Jantung Baru-baru ini, Journal of the American College of Cardiology mengeluarkan karya ilmiah bertajuk hubungan antara marah dengan penyakit jantung. Yoichi Chida, MD, Ph.D dari Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, University College, London mengemukakan bahwa marah dan sikap permusuhan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 19% pada orang sehat.

Pada mereka yang sudah punya riwayat penyakit jantung sebelumnya, peningkatan ini mencapai 24%. Risiko terkena serangan jantung semakin besar bagi seorang laki-laki. Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian Steven Boyle, Ph.D dari Duke University Medical Center terhadap 313 laki-laki. Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah protein yang dinamakan C3 dan C4. Kedua protein yang ada dalam sistem kekebalan tubuh ini merupakan penanda terjadinya peradangan dan luka.

Perubahan jumlah protein dalam sistem C3 dan C4 berkaitan dengan sejumlah penyakit, seperti gangguan arteri hati. Pada pria yang memiliki rasa permusuhan, gejala perasaan tertekan, dan keadaan marah dengan tingkat tertinggi mengalami peningkatan kadar C3 sampai 7.1%. Dapatkah terapi psikologis mengurangi kadar C3? “Saat ini, kami belum mengetahui apakah campur tangan dalam mengurangi sikap permusuhan dan marah dapat menurunkan kadar C3 atau penanda peradangan lainnya”, kata Boyle.

Akan tetapi, ia menambahkan, “Bahkan seandainya peradangan tidak dapat berkurang dengan campur tangan seperti itu, sikap permusuhan dan marah dengan tingkat rendah berkemungkinan berdampak pada hubungan (antar-manusia) yang lebih baik dan kesehatan yang meningkat”. Membahayakan Paru-Paru Selain dengan penyakit jantung, marah dan sikap permusuhan juga berkaitan dengan kematian, asma, dan paru-paru.

Tingkat sikap permusuhan yang tinggi semakin mempercepat terjadinya penurunan alami fungsi paru-paru. Kesimpulan tersebut merupakan hasil analisis terhadap penelitian US Normative Aging Study kepada 670 laki-laki. Setiap kenaikan satu poin skor permusuhan (satuan tingkat permusuhan), setara dengan hilangnya FEV1 sebanyak 9 ml pertahun. FEV1 merupakan ukuran kekuatan paru-paru,yang dihitung dari volume udara yang dapat dihembuskan paru-paru per detik.

Dalam pengantar hasil penelitian tersebut, Dr. Paul Lehrer dari University of Medicine and Dentistry di New Jersey, Amerika Serikat menuliskan, “Sungguh sangat sulit menemukan suatu penyakit yang sama-sekali tidak dipengaruhi oleh emosi atau stres dalam hal keparahan gejala, keseringan atau kekuatan kambuhnya”. Pernyataan tersebut semakin mempertegas hubungan marah dan sikap permusuhan dengan penurunan fungsi paru-paru.

http://www.rica-rica.com/2015/07/marah-dan-sikap-permusuhan-sebabkan.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun