Keberadaan PLTN selalu diwarnai pro dan kontra. Sejumlah Argumen dikeluarkan dari masing-masing kubu untuk mendukung pendapatnya sehingga menimbulkan perdebatan yang tidak menemui titik temu yang pasti. Sebenarnya hanya ada dua yang menjadi akar masalah dari persoalan ini. Pertama adalah Bagaimana cara Untuk memenuhi Kebutuhan Energi bangsa Indonesia dan yang kedua adalah mengenai faktor keselamatan dari Suatu sistem Pembangkit Listrik.
Kedua Faktor ini tidak bisa dijadikan satu karena masing-masing faktor memiliki dimensi yang berbeda. Pihak yang mendukung adanya PLTN melandaskan segala argumennya pada Faktor yang pertama , sedangkan pihak yang menolak PLTN melandaskan segalan argumennya pada Faktor yang kedua.Permasalahan ini dapat dianalogikan sebagai Uang Logam yang memiliki dua sisi yang berbeda yaitu burung garuda dan angka. Kita tidak akan mungkin melihat Burung Garuda dan Angka diwaktu yang sama, kita hanya bisa melihat salah satu sisinya saja kecuali jika kita memiliki dua buah uang logam.
Kondisi inilah yang sekarang terjadi, jika PLTN dianalogikan sebagai Uang Logam , maka pihak yang pro akan melihat PLTN dari sisi Gambar Angka yaitu PLTN lah sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan Energi Bangsa Indonesia . Selama Ini Pemenuhan energi Listrik sebagai besar menggunakan PLTU yaitu dengan membakar Batu bara  untuk mendapatkan uap yang digunakan untuk memutar Turbin, namun sayangnya efisiensi dari PLTU sangatlah rendah yaitu hanya 40% Selain itu cadangan batu bara Indonesia terbatas, sedangkan sumber energi lain seperti Angin dan Cahaya Matahari tidak bisa digunakan sebagai Penahan beban dasar listrik karena energi yang dihasilkan tidaklah konstan, Sementara untuk panas bumi kondisinya sama seperti PLTN masih diwarnai Pro dan Kontra karena sebagian besar potensinya berada di wilayah hutan lindung. Kebutuhan Energi yang cukup besar dan mendesak harus segera dipenuhi untuk mendukung Industri dan roda perekonomian Indonesia, karena itu PLTN lah yang kemudian dilirik untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi tersebut.
Sementara itu pihak yang kontra akan memandang PLTN dari sisi Gambar Burung Garuda dari Uang Logam yaitu pembangkit listri yang akan digunakan haruslah aman dan tidak memiliki efek bahaya yang besar bagi masyarakat dan lingkungan., dengan segala argumennya pihak yang kontra menolak keras PLTN karena efek nuklir sangatlah membahayakan bagi lingkungan. Pihak yang kontra sangat khawatir mengenai dampak bahaya radiasi nuklir seperti Tragedi meledaknya Instalasi Nuklir Chernobyl di Ukraina dan Instalasi Nuklir Fukushima di Jepang. Faktor keamanan dan efek yang ditimbulakan dari PLTN adalah isu yang selalu dihembuskan oleh pihak yang kontra untuk terus menolak energi nuklir.
Perbedaan cara pandang terhadap PLTN inilah yang menghasilkan perdebatan yang tidak kunjung berakhir, seharusnya kedua belah pihak harus memiliki cara pandang yang sama. Jika Isu energi yang dibicarakan sudah tentu pihak yang kontra akan menyadari dan mengakui bahwa hanya energy nuklirlah yang memungkinkan untuk bisa menyuplai kebutuhan energi listrik yang begitu besar bagi Bangsa Indonesia, pihak yang kontra juga menyadari jika cadangan batu bara dan migas sudah habis sudah tidak ada pilihan lain kecuali menggunakan nuklir. Sementara jika isu keselamatan dan keamanan PLTN yang dijadikan isu utama maka pihak yang pro juga akan meyadari dan mengakui bahwa PLTN memang memiliki resiko yang cukup tinggi dan membahayakan bagi lingkungan dan manusia. Jadi sebenarnya tidak ada yang perlu diperdebatankan mengenai PLTN, karena faktor energi dan keselamatan sama-sama diakui oleh kedua belah pihak.
Pihak yang pro dan kontra harus memiliki sudut pandang yang sama dalam melihat uang logam yaitu dengan melihat sisi lain dari mata uang logam tersebut. Uang logam tersebut diputar  sehingga kita tidak melihat gambar garuda dan gambar angka namun sekarang yang dilihat adalah sisi tepi uang logam. Inilah sudut pandang yang baru dalam melihat uang logam sehingga pihak yang pro maupun kontra memiliki kesamaan sudut pandang. Begitupun dalam memandang PLTN, kita telah terjebak dalam sudut pandang yang berbeda. Sejatinya pihak pro maupun kontra harus Think Out of The Box dalam melihat PLTN, cara pandang baru ini adalah dengan melihat sisi lain PLTN yaitu mengedepankan isu Teknologi. Pihak yang pro akan menyadari jika pendirian PLTN perlu riset serta Teknologi yang modern, dan Teknologi adalah jawaban dari kehawatiran akan isu keselamatan yang digaungkan pihak yang kontra. Teknologi membantu meminimalisir dan mencegah bahaya yang ditimbukan dari PLTN, dan dengan teknologi efisiensi dan efektifitas dari instalasi pembangkit listrik dapat ditingkatkan untuk menghasilkan energi listrik yang besar bagi bangsa Indonesia
Perdebatan harus segera diubah ke ranah diskusi. Teknologi Nuklir perlu dikedepankan sebagai isu bersama, tidak mungkin suatu bangsa akan mandiri dan mampu bersaing dengan bangsa lain jika tidak memiliki teknologi. Teknologi Nuklir tentu bukan hanya mengenai PLTN,  lebih dari itu teknologi nuklir digunakan juga dibidang kedokteran ,perminyakan , dan pertanian. Indonesia harus  memiliki Teknologi Nuklir yang modern untuk mendukung PLTN sehingga arahan utama adalah segera meningkatkan Teknologi Nuklir dan Riset menganai PLTN.
Memajukan Teknologi Nuklir bukan suatu bahan perdebatan, riset harus terus berjalan karena memajukan Teknologi diperlukan untuk mendukung Industri Strategis dan mendukung Kemandirian Energi Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H