Mohon tunggu...
hardy
hardy Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Heavy

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golkar Kota Bekasi Mirip Kapal Tongkang Berkarat

9 Oktober 2019   20:17 Diperbarui: 9 Oktober 2019   20:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : kabar24.bisnis.com

Mirip kapal tongkang yang sudah berkarat. Bersender lama, tanpa awak dan angkutan. Padahal, kapal itu salah satu kendaraan satu-satunya yang memiliki akses keluar masuk zona darmaga. Ada apa, ? kenapa,? pertanyaan itu tersayat melalui sapuan angin pesisir.

Sesuatu yang aneh, sebuah kapal atau kendaraan yang seharusnya menjadi alat pendorong angkutan berbobot 300 ft itu malah ditinggalkan angkutannya sendiri. Apakah mesinnya sudah terlalu lemah, atau justru kondisi kapalnya yang sudah tidak nyaman.

Perumpamaan kapal ini mirip sekali dengan wadah di Partai Golkar di Kota Bekasi. Yang seharusnya kendaraan ini mampu menjadi corong pada percaturan perpolitikan lokal, justru malah ditinggalkan pengikutnya. Padahal, partai berlambang pohon beringin itu sudah mengikat delapan partai politik pada koaliasi Pilkada 2018 lalu.

Ada apa, ? apakah kondisinya sudah tidak nyaman. Atau memang partai itu sudah tidak bisa menjadi sauri tauladan para anggota koalisi. Atau justru malah partai Golkar sudah mampu mengatasi kebijakan-kebijakan politik sendiri.

Belum lama ini, terlihat kondisi ruang fraksi golkar yang letaknya di lantai III di Jalan Chairil Anwar Kota Bekasi redup. Dari daftar absensi yang ada di meja tenaga ahli fraksi ternyata ada enam nama yang tercatat. Rata-rata wajah baru, hanya beberapa orang saja yang wajah lama.

Sempat menikmati musik di ruangan itu dengan nada senduh dan bervolume pelan. Suguhan minuman dari aneka jus disajikan untuk para tamu. Hanya saja, setiap pengunjung dibatasi untuk menunggu di luar, tidak boleh masuk ke dalam, kecuali sudah janjian dengan salah satu anggota dewan tersebut.

Bolak-balik anggota dewan dari partai beringin itu seperti memikirkan sesuatu yang berat. Padahal, baru sepekan mereka dilantik. Apa yang dipikirkan, sidang paripurna pun hanya menetapkan RAPBD 2020. Lalu apa yang mereka cemaskan. Tak elok kalau membawa masalah rumah tangga ke ranah pekerjaan. Lantas apa,?.

Ternyata tersirat kabar, mereka cemas dengan posisi mereka yang sekarang. Sebagai partai penguasa mereka malah ditinggalkan rekan-rekannya dalam upaya melengkapi alat kelengkapan dewan. Waduh, gawat dong. Polemik itu bisa jadi ancaman atau hanya masalah biasa.

Satu per satu, anggota dewan itu masuk ke ruang tamu. Bisik-bisik dengan nada pelan sesuatu pemandangan yang sering dijumpai di ruang tunggu fraksi Golkar. Hanya sapaan akrab kecil tetap diberikan mereka yang baru berjumpa di ruang tunggu.

Tidak ada obrolan serius kepada para tamu. Kalaupun ada obroloan yang sudah mengarah serius, mereka mengajaknya ke ruang yang lebih sepi. Entah seperti ada yang disembunyikan atau memang sudah menjadi budaya para elit politik agar merasa nyaman untuk berbicata bersifat private.

Tapi yang jelas, saat ini partai yang sudah berhasil merebut kursi nomor satu di Kota Bekasi itu kehilangan kekuatannya. Partai yang mirip dengan kapal tongkang yang tak memiliki angkutan. Meski memiliki speed dan daya tampung besar, tapi tidak memiliki jaminan kenyamanan bagi penumpangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun