Ada apa pada hari Kamis tanggal 19 November 2020 ini?
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta komunikasi dan informasi UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) dalam Sesi Pertemuan ke-33 pada Sidang Umumnya pada tahun 2005 di markas besar UNESCO Paris, Prancis, mengadopsi resolusi yang menetapkan hari Kamis pekan ketiga pada bulan November setiap tahunnya sebagai Hari Filsafat Dunia (World Philosophy Day). Untuk tahun 2020 ini jatuh pada tanggal 19 November 2020.
Hari Filsafat (Philosophy Day) pada awalnya diadakan secara terbatas oleh UNESCO sejak tahun 2002. Namun demikian, mengingat pentingnya arti filsafat bagi dunia, mulai dari tahun 2005 dan seterusnya hari peringatan tersebut diselenggarakan secara mendunia.
Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa filsafat merupakan suatu disiplin yang mendorong pemikiran kritis dan independen serta mampu mendorong saling pengertian yang lebih baik tentang dunia sekaligus mempromosikan toleransi dan perdamaian.
Dengan merayakan Hari Filsafat Dunia setiap tahunnya, pada hari Kamis pekan ketiga bulan November, UNESCO menggarisbawahi nilai filsafat yang terus bertahan hidup bagi pengembangan pemikiran manusia, bagi setiap budaya dan bagi setiap insan.
Dalam situs web resmi UNESCO, edisi perayaan Hari Filsafat Dunia tahun 2020 mengundang seluruh dunia untuk merenungkan pemahaman akan pandemi saat ini, menggarisbawahi perlunya – lebih dari sebelumnya – untuk menggunakan perenungan filsafat dalam rangka menghadapi beragam krisis yang sedang kita lalui.
Krisis kesehatan mempertanyakan beragam aspek pada masyarakat kita. Dalam hal ini, filsafat membantu kita untuk mengambil jarak bagi langkah ke depan yang lebih baik, dengan mendorong renungan kritis atas banyak hal yang ada sekarang atas kemunculan pandemi secara tiba-tiba.
Philosophia dan Falsafah Negara
Istilah filsafat sendiri berasal dari peristilahan Yunani Kuno philosophia (φιλοσοφία). Philo berarti “cinta” (love) atau “tujuan” (pursuit), sedangkan sophia berarti “kebijaksanaan” (wisdom) atau “kebajikan” (virtue). Dengan demikian, secara umum, filsafat memiliki pengertian “cinta akan atau bertujuan untuk mencapai kebijaksanaan atau kebajikan”.
Philip Pettit dalam artikel “Why and How Philosophy Matters” pada buku editan Robert E. Goodin dan Charles Tilly The Oxford Handbook of Contextual Political Analysis (UOP, 2006) menyebutkan terdapat lima jangkauan penyelidikan filsafat, yakni: filsafat akal budi (philosophy of reason), filsafat pangkal dasar (philosophy of nature), filsafat olah pikir (philosophy of mind), filsafat tertib masyarakat (philosophy of society), dan filsafat tata nilai (philosophy of value).
Adapun filsafat tertib masyarakat berkaitan dengan praanggapan tentang asal-usul konvensi, norma, dan hukum; tentang kemungkinan keinginan bersama, kehidupan komunal, dan perantaraan kelompok; serta tentang kewarganegaraan, demokrasi, dan negara.