Mohon tunggu...
HUM
HUM Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sebut saja saya HUM, panggilan inisial yang melekat ketika saya beranjak dewasa. Saat masa anak-anak yang begitu lucunya sampai masa remaja yang sedemikian cerianya, tidak pernah terbersit sekalipun panggilan HUM, tapi yang namanya takdir siapa yang bisa menolaknya kan..?!\r\n\r\nhttp://www.69hum.com\r\n email : hardono.umardani@bicycle4you.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Bubur Ayam Kampus

19 April 2012   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24 3641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang suka bubur ayam? pasti banyak yang nunjukin jarinya ngacung tinggi-tinggi ke atas. Siapa yang suka ayam kampus? pasti akan banyak yang malu-malu nunjukin jarinya tinggi-tinggi ke atas *tapi tetep ada (sesuwatu) yang ngacung :nyengir [caption id="attachment_172619" align="aligncenter" width="500" caption="Bubur Ayam Kampus (Doc: A-Riv)"][/caption]

Interpretasi terhadap satu kalimat kadang berbeda-beda, apalagi kalau hal ini disengaja seperti judul di atas. Bagi yang pernah makan bangku kuliah *maruk amat bangku juga diembat :meringis* pasti tidak asing dengan istilah ayam kampus. Saya yang pernah mengenyam pendidikan di sebuah universitas cukup terkemuka di Indonesia bahkan di dunia *lg pengen sombong*, selama menyeleseikan masa kuliah, alhamdulillah belum pernah bergaul dengan yang namanya ayam kampus *kalo' menggauli lain lagi critanya :D

Biar nggak dianggep judulnya provokatif tapi isinya nggak nyambung, saya akan coba bahas dulu mengenai fenomena ayam kampus *geser kursi. Ayam kampus ini merupakan fenomena yang pada saat masa-masa kuliah dulu seringkali saya temui banyak berada di dalam sebuah fakultas, tepatnya di fakultas peternakan, jurusan ternak ayam potong...hahahaha...serius amat yak... Hadeuuhh...jadi ngelantur yak. Padahal sebenernya pengen cerita serius mengenai fenomena yang tiap pagi saya jumpai ketika berangkat mengais rejeki untuk sebungkus nasi padang, sisanya buat beli Nissan Juke :D.

Rute yang biasa saya lewati untuk berangkat kerja salah satunya adalah melewati sebuah kampus yang bernama President atau nama kerennya President University. Nah, di pinggir pintu gerbang masuk ke kawasan kampus ini seringkali dijumpai fenomena aneh yang membuat hati ini deg degan..penuh dengan tanda tanya, dan sedikit galau...ada apakah gerangan...*lebay.com Yup, di tikungan pintu keluar seringkali tampak deretan mobil yang berbaris rapi sebelum lampu merah. Kira-kira pada ngapain parkir di situ dan pada kemana ya para penumpang mobil tersebut. Fenomena apakah ini. Padahal jelas terlihat di sana rambu tanda "P" dicoret, orang yang nggak lulus ujian mendapatkan SIM pun tahu artinya apa. Trus kenapa orang-orang yang bermobil kinclong itu malah rapi berbaris di situ yak? Apakah para pengendara mobil itu belum mengikuti seleksi B3B (Bebas 3 Buta), buta cakil..buta ijo atau buta terong...*xixixi. Lagian kalo' melihat lebih ke depan lagi pas lampu merah, di situ tertulis rambu "belok kiri jalan terus", lah ini malah berhenti, bener-bener deh orang-orang ini. Pasti ada sesuwatu ni..

Untuk memenuhi rasa iseng, ikutlah saya berhenti di belakang jajaran mobil yang pada parkir. Jalan kaki sebentar, tengok kiri dan...tadaa...segerombolan orang sedang ramai mengerumuni sebuah gerobak dorong dengan tulisan "bubur ayam". Ooo..pada mau sarapan bubur ayam too.?? [caption id="attachment_172621" align="aligncenter" width="600" caption="Deretan parkir bubur ayam kampus (Doc: FA)"]

1334847061536668790
1334847061536668790
[/caption]

Sebenernya tidak ada yang istimewa dengan bubur ayam kan? dengan gampang kita bisa jumpai di setiap sudut jalan di pagi hari. Tapi baru kali ini melihat fenomena yang tidak biasa terjadi. Kira-kira apa sih istimewanya bubur ayam satu ini. Keistimewaan pertama lokasinya. Bubur ayam satu ini berlokasi di dekat sebuah kampus sehingga ramai pembeli mahasiswa yang rata-rata adalah anak kost. Keistimewaan yang kedua, karena lokasi di dekat kampus, orang nyebut namanya jadi "bubur ayam kampus" atau "bubur presiden", nama yang menggelitik orang berkaitan dengan istilah "ayam kampus" dan "presiden" seolah2x pak presiden pernah beli bubur di situ *strategi marketing Yang ketiga, saya pengen donk mbuktiin kualitas buburnya. Rasanya sebenernya standard *buat lidah saya yang tak bertulang :D.  Soal porsi dan aksesoris *wuihh..kayak apa ajah*, bisa kita lihat penampilan fisiknya berikut ini. [caption id="attachment_172625" align="aligncenter" width="542" caption="Tampilas sang bubur ayam kampus (Doc: HUM)"]

1334847274210959728
1334847274210959728
[/caption]

Gimana tampilan fisik penyajiannya? Porsi yang lumayan hampir meluber dari mangkok dengan taburan potongan ayam yang lumayan buanyak dari bubur ayam yang biasanya. Sepertinya ini menjadi salah satu daya tarik orang-orang yang pagi-pagi kelaparan *termasuk saya *:nyengir Pak Yanto adalah nama tukang bubur tersebut. Bersama dengan istrinya, setiap pagi sampai menjelang siang mangkal di situ.  Meski banyak pedagang bubur lain yang mangkal tidak jauh dari situ, Pak Yanto tidak merasa tersaingi, karena secara tidak langsung dia sudah menciptakan satu strategi marketing yang beda dengan penjual bubur lainnya. Pelayanan yang sigap dan cekatan merupakan salah satu kunci sukses jualannya. Pada hari kerja, pagi hari saat orang mulai berangkat kerja dan menyempatkan mampir untuk beli bubur merupakan waktu yang cukup sempit untuk mengejar jam masuk kerja. Coba kita lihat banyaknya antrian pemesan bubur yang mengerubuti gerobak dagangannya. [caption id="attachment_172628" align="aligncenter" width="516" caption="Antrian Customer (Doc: HUM)"]

13348482121141696166
13348482121141696166
[/caption]

Penasaran pengen nyobain gimana rasanya? Datang aja ke Bubur Ayam Kampus President University. Datang pagi sebelum jam 7 biar tidak antri panjang, cuman kalo' pengen antri sambil berdesak-desakan dengan mahasiswi datanglah agak siangan, siapa tahu ketemu ayam kampus yang bangun kesiangan..*:nyengir

Salam,

HUM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun