Mohon tunggu...
HUM
HUM Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sebut saja saya HUM, panggilan inisial yang melekat ketika saya beranjak dewasa. Saat masa anak-anak yang begitu lucunya sampai masa remaja yang sedemikian cerianya, tidak pernah terbersit sekalipun panggilan HUM, tapi yang namanya takdir siapa yang bisa menolaknya kan..?!\r\n\r\nhttp://www.69hum.com\r\n email : hardono.umardani@bicycle4you.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berhenti Merokok Itu Mudah

13 Mei 2012   19:24 Diperbarui: 5 November 2015   22:29 2074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1336935312739562009

[caption id="attachment_176968" align="aligncenter" width="540" caption="Stop merokok (pic: kontan.co.id)"][/caption]

Pernah melihat tayangan video seorang anak kecil yang fasih merokok dan ngomong jorok yang cukup heboh beberapa waktu yang lalu? Gambaran itu tidak jauh beda dengan masa kecil saya, kecuali ngomong joroknya (lebih fasih sekarang *:senyum). Merokok merupakan aktivitas yang sudah saya kenal ketika masih duduk di bangku SD kelas 2 dan stop merokok di akhir semester menjelang mendapatkan gelar tukang insinyur. Tentu butuh perjuangan besar untuk bisa berhenti merokok. Tapi buat saya ternyata tidak, karena berhenti merokok itu ternyata mudah. Lha kok bisa? Begini ceritanya...

Pohon jambu di depan rumah merupakan tempat favorit saat masa kecil saya. Pertama, merupakan aktivitas yang nyaman ketika tiduran bersandar di batang pohon sambil membaca buku. Kenikmatan kedua adalah ketika aktivitas tadi diwarnai dengan asap rokok yang mengepul lepas dari isapan bibir mungil seorang anak kecil yang imut-imut (waktu itu :D). Tempat favorit yang kedua adalah WC. Yup..tempat yang cukup jorok sekaligus nyaman untuk menikmati isapan demi isapan nikotin. Menghabisakan satu atau dua batang sebelum kaki pegal kelamaan jongkok merupakan rutinitas yang bisa saya nikmati. Menempati urutan ketiga sebagai tempat favorit adalah kamar tidur. Sambil belajar, tutup pintu kamar rapat, asap tebal menghiasi setiap sudut ruangan.

Kok bisa dalam usia sekecil itu sudah kenal rokok? Apa tidak dimarahi kedua orang tua saya? Jawabannya, aktivitas tadi dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sudah jadi langganan diomelin Ibu ketika terlihat asap tipis keluar dari sela-sela pintu kamar. Atau interogasi dari Bapak ketika merasa rokok yang beliau simpan berkurang. Dalam keluarga kami yang 7 bersaudara dengan 4 orang laki-laki, cuma Bapak dan saya yang doyan merokok. Satu kejadian yang sangat membekas di ingatan adalah ketika saya yang masih kelas 2 SD tertangkap basah mencatut nama Bapak untuk ngutang sebungkus rokok di warung sebelah. Sebagai orang kepercayaan Bapak, saya sudah terbiasa jadi utusan untuk urusan beli rokok di warung sebelah. Ini adalah percobaan manipulasi yang pertama dan langsung terbongkar. Satu hal yang tidak terlintas di pikiran saya kecil waktu itu, ternyata waktu itu adalah bulan puasa, sehingga penjaga warung tersebut curiga ketika di siang hari bolong saya ngutang rokok atas pesanan Bapak. Kecurigaan dilanjutkan dengan laporan ke orang rumah yang langsung menindaklanjuti dan saya langsung tertangkap tangan sedang menikmati isapan demi isapan asap rokok tadi bareng seorang teman. Hukuman kurungan dalam gudang yang gelap harus saya dapatkan sebagai konsekuensinya dari perbuatan yang saya lakukan tadi. Tapi ternyata belum bisa membuat jera untuk bisa menghentikan aktivtas menghisap asap tembakau tadi. Aktivitas merokok ini masih terus berlanjut sampai memasuki bangku kuliah.

Perjalanan merokok saya yang dimulai dari awal menginjak bangku sekolah ternyata berhenti di akhir masa melepas bangku kuliah. Bagi banyak orang yang menjadi pecandu rokok, berhenti merokok merupakan hal yang sangat sulit untuk bisa diwujudkan. Mengurangi sedikit demi sedikit konsumsi merokok yang diharapkan pada akhirnya bisa benar-benar berhenti merokok ternyata bukan merupakan perkara yang mudah bagi mereka. Tapi buat saya, ternyata sangat sederhana proses stop merokok ini.

Berawal dari kesibukan menyelesaikan tugas akhir, berkutat dengan buku-buku tebal dan berbagai eksperimen serta kesibukan browsing mencari referensi membuat kesempatan untuk bisa menikmati asap rokok menjadi berkurang. Jari tangan yang senantiasa menempel pada keyboard mempersempit peluang jari jemari menjepit batang rokok. Abu rokok yang bertebaran di mana-mana membuat kotor tombol keyboard dan membutuhkan tenaga ekstra untuk membersihkannya. Akhirnya ketok palu memutuskan untuk berhenti merokok. Awalnya sedikit ragu dan muncul kekhawatiran tidak bisa membebaskan diri dari ketergantungan merokok. Tapi ternyata saya bisa melewatinnya dengan mulus tanpa aral melintang *:senyum.

Memang motivasi orang untuk berhenti merokok bisa beragam. Ada yang setelah berkeluarga "terpaksa" berhenti merokok dengan alasan kesehatan bagi istri dan anaknya, sehingga merokok "hanya" di luar rumah. Atau karena alasan kesehatan sehingga "terpaksa" juga harus berhent merokok. Dari pengalaman saya di atas, faktor pemmicu berhentinya saya untuk merokok bukan berasal dari dorongan eksternal, baik keluarga maupun orang sekitar, tapi lebih dari motivasi internal, niat untuk berhenti. Dan ini merupakan kunci sukses saya bisa stop merokok sampai detik ini. Buat saya, tidak perlu berpikir panjang lebar untuk memutuskan berhenti merokok, cukup lakukan saat itu juga apa yang terlintas di pikiran, meskipun saya harus kehilangan keuntungan sebagai seorang perokok berikut ini :

  1. Rumah seorang perokok tidak akan dimasuki pencuri.
  2. Seorang perokok tidak akan dikejar oleh anjing.
  3. Menjadi perokok membuat awet muda.

Kenapa?

  1. Aktifitas racun dalam tubuh perokok menyebabkan perokok akan menderita sulit tidur ditambah batuk-batuk dimalam hari. Suara gaduh perokok di malam hari dijamin dapat mengurungkan niat pencuri untuk mencuri dirumah perokok *:senyum.
  2. Karbon Dioksida yang dihasilkan dari pembakaran rokok dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen keseluruh tubuh, sehingga dapat menyebabkan kematian pada jaringan tubuh yang kekurangan oksigen. Jadi anjing tidak perlu susah payah mengejar seorang perokok yang napasnya senin kemis, langsung gigit ajah *:nyengir.
  3. Peringatan di bungkus rokok, "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin". Penyakit-penyakit ini bisa membuat perokok awet muda, tanpa sempat menikmati hari tua *:maap.

Siap berhenti merokok? :)

 

Salam,

HUM

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun