Mohon tunggu...
Hardlen Crisabel
Hardlen Crisabel Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Journalism student
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Interested in entertainment, music and writing.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mengenal Keempat Seri "Tetralogi Buru" oleh Pramoedya Ananta Toer

16 Agustus 2019   12:20 Diperbarui: 19 Agustus 2019   17:10 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seri Tetralogi Buru (Foto: PriceArea)

Annelies pun tidak tinggal diam dan melakukan banyak hal, seperti bisnis dan hukum, seperti yang dilihat dari sosok ibunya, Nyai Ontosoroh.

Jejak Langkah

Jejak Langkah merupakan seri ketiga dari Tetralogi Buru. Buku ini bercerita tentang Minke yang melawan kolonialisme pemerintah Belanda dengan membentuk organisasi dan mendirikan pers. Hal ini dilakukan Minke untuk memengaruhi massa agar tergerak dalam melawan kolonialisme.

Medan Prijaji pada saat itu semakin dikenal masyarakat pribumi sebagai koran penerbit yang berisi tentang persoalan pribumi atas penindasan yang dilakukan gubermen. Minke, yang saat itu menjabat sebagai pemimpin Medan Prijaji ditangkap dan dibuang ke tempat pengasingan.

Namun, Medan Prijaji dan berbagai organisasi tetap berjalan walau Minke ditangkap. Karena sebelumnya, Minke beserta kawan seperjuangannya telah bertemu untuk membahas berjalannya organisasi tersebut.

Rumah Kaca

Buku yang merupakan seri terakhir dari Tetralogi Buru ini bercerita tentang seorang komisaris polisi Hindia Belanda asal Minahasa, Jacques Pangemanann, yang melawan kelompok Si Pitung dan membuatnya ditugaskan untuk memata-matai aktivitas Minke.

Dan dari tugas tersebutlah, membuat Jacques menjadi sosok yang bertanggung jawab dalam pengasingan Minke ke wilayah pulau terpencil di Maluku Utara. Namun, seri buku ini berakhir dengan situasi yang mengecewakan.

Minke di akhir cerita meninggal setelah melihat media dan organisasi yang selama ini didirikan dengan segala usaha, direbut oleh gubermen kolonial. Tetapi tetap saja, Minke memiliki pengaruh besar bagi pribumi.

Sumber: Berita Seni Budaya CNNIndonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun