Turki merupakan sebuah negara yang telah lama mengenal sepakbola. Setelah orang Inggris memperkenalkan sepakbola kepada Kekaisaran Ottoman pada tahun 1875, pertandingan formal pertama antara klub dari kota Izmir dan Istanbul berlangsung pada 1897.Â
Sayangnya, hingga tahun 1998 tim nasional Turki mundur, tidak ikut, atau tidak lolos ke putaran final Piala Dunia kecuali tahun 1954 yang lolos sampai babak penyisihan grup. Sedang di Piala Eropa, hingga tahun 1992 Turki tidak lolos ke putaran Final.Â
Titik balik persepakbolaan Turki terjadi pada tahun 2002, saat berhasil meraih posisi ke-3 dalam Piala Dunia di Jepang-Korea.Â
Sejak saat itu, Turki menjadi salah satu kekuatan sepakbola yang patut diperhitungkan. Prestasi selanjutnya adalah masuk semifinal pada Piala Eropa 2008, sekalipun tahun 2004 dan 2012 Turki tidak lolos ke putaran final.
Kekuatan tim nasional tentu tidak terlepas dari peran klub-klub untuk membina pemain. Fenerbahce yang didirikan pada 1907 di kota Istanbul, merupakan salah satu klub terbaik Turki.Â
Walau belum pernah menjadi juara sampai tingkat Eropa, tetapi klub ini sudah berulangkali menjadi juara di kompetisi lokal. Klub yang namanya secara harfiah berarti Taman Mercusuar, pernah diperkuat oleh beberapa pemain kelas dunia seperti:Â
Nicolas Anelka, Mateja Kezman, dan Roberto Carlos. Klub sepakbola inipun pernah diasuh oleh pelatih papan atas, seperti: Zico, dan Luis Aragones. Fenerbache bermarkas di sebuah stadion yang bernama Sukru Saracoglu, yang mempunyai kapasitas lebih dari 50.000 tempat duduk.
Berbeda dengan Johan Cruyff ArenA atau San Siro, letak stadion ini tidak eksklusif. Stadion ini berbatasan langsung dengan jalanan umum, yaitu Jalan Bagdat, dan Recep Peker.Â
Di sisi-sisi stadion merupakan perumahan dan pertokoan. Kami ke sana menggunakan taksi karena transportasi umum di sini belum sebagus negara-negara Eropa lainnya. Â
Ketika sampai di sana dan turun dari taksi, kami tidak merasa turun di sebuah stadion. Biasanya stadion mempunyai halaman yang luas, tetapi di sini kami diturunkan di lobby sebuah bangunan. Jadi serasa kami sedang turun di mal.