Tidak dapat dipungkiri bahwa sepakbola yang merupakan cabang olahraga paling populer sejagad, telah membawa pengaruh pada kehidupan banyak orang. Ketika suatu turnamen besar bergulir, semisal Piala Dunia atau Piala Eropa, seakan-akan perhatian kita pada berbagai urusan dunia teralih.Â
Jangankan hanya aksi unjuk rasa, bahkan perang pun bisa ditunda oleh kegiatan sepakbola. Semua mata fokus pada perhelatan yang sedang berlangsung, sekalipun negaranya tidak berlaga dalam turnamen itu.Â
Masing-masing kita memilih untuk berpihak dan membela suatu negara yang bukan negara kita. Perasaan keterlibatan seluruh penduduk dunia menjadi bagian dari turnamen yang berlangsung inilah yang menyebabkan turnamen ini begitu menghanyutkan kita semua.
Permainan menendang bola sebenarnya sudah ada sejak masa Dinasti Han berkuasa di Tiongkok pada abad ke-2 dan ke-3 SM. Pada abad ke-16, permainan menendang dan membawa bola juga digemari di Italia. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863, dan selama abad ke-19 pelaut, pedagang, dan tentara Inggris mempopulerkannya ke berbagai belahan dunia.Â
Catatan sejarah inilah yang menyebabkan semua bersepakat bahwa permainan sepakbola berasal dari Inggris. Pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi mulai dimainkan diberbagai negara, dan tanggal 21 Mei 1904, Fdration Internationale de Football Association (FIFA) dibentuk di Paris.Â
Penerimaan masyarakat yang kuat, perkembangan kualitas permainan, dan meningkatnya jumlah turnamen yang digelar, serta dukungan kemajuan teknologi, merupakan penyebab banyak penduduk dunia menjadikan sepakbola sebagai bagian dari hidup mereka.
Dalam sepakbola moderen, kehebatan tim nasional sangat tergantung pada klub yang berkiprah dalam kompetisi di suatu negara. Walau sebuah klub sepakbola tidak dapat terlepas dari negara tempatnya berada, tetapi komponen yang berada di dalamnya tidak harus berasal dari negara itu sendiri. Dari pemilik, manajer, pelatih, sampai pemain dapat berasal dari negara manapun, yang menyebabkan pendukung lebih merasa menjadi bagian dari klub.Â
Kita boleh saja mendukung sebuah negara dalam Piala Dunia atau Piala Eropa, tetapi kita tetap merasa bukan bagian dari negara tersebut. Berbeda ketika kita mendukung sebuah klub sepakbola, kita merasa 'memiliki' dan 'dimiliki' klub tersebut. Bagi pendukung tim nasional Inggris, tidak bisa mengatakan 'I'm England', tetapi bagi fans Manchester United, bisa dengan lantang menyatakan 'I'm Man United'.
Tidak sedikit orang di dunia yang mengasimilasikan atau mengelompokkan dirinya pada sebuah klub sepakbola. Akibatnya, pendukung sebuah klub sepakbola tidak hanya berasal dari kota atau negara mereka berasal, melainkan dari seluruh dunia.Â
Penggemar Manchester United yang tinggal di Manchester atau Inggris, sesungguhnya merupakan kaum 'minoritas' dibanding pendukungnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.Â
Pendukung sebuah klub sepakbola terdiri atas manusia yang berasal dari berbagai negara, agama, ideologi, ras, budaya, status sosial, status ekonomi, dan politik.Â