Mohon tunggu...
Hardini Mahanani
Hardini Mahanani Mohon Tunggu... -

Meninggalkan profesi dokter gigi sejak lebih sepuluh tahun lalu untuk menjadi manajer rumah tangga 'full time'. Baru mulai nge-blog dan belajar menulis yang ringan-ringan untuk selingan disela-sela kesibukan rutin dengan si kecil. Hobby traveling, meski belum banyak tersalurkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bila Waktunya

15 September 2010   14:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:13 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pohon semboja di depan rumah bercat hijau itu tunduk

sedih … meratapi nasibnya yang hampir berujung

tadi pagi … burung pipit yang biasa hinggap didahannya memberi kabar..

pohon mangga tua di belakang rumah, nanti siang akan ditebang… rata dengan tanah

kemarin, burung pipit ini pula yang bercerita

kalau pohon nangka di ujung jalan, yang dulu sarat dengan buahnya,

telah ditebang dengan suara gergaji yang menyayat..

 

semboja terpekur… ingatannya kembali ke masa lalu

kala anak-anak lelaki pemilik rumah ini masih kecil

mereka berebut naik ke pohon mangga sahabatnya

terbayang buah-buah ranum bergelayutan

“cabang ke kanan ini punyaku”

“cabang ke kiri dan kedepan ini punyaku…!”

celoteh mereka masih terngiang -ngiang ditelinga semboja

 

terbayang pula anak perempuan pemilik rumah ini suka mengambil kembang kebanggaannya yang berwarna putih berbalur kuning

kembang itu diselipkan ditelinganya

kadang diuntai menjadi kalung dan mahkota

semboja bangga dapat menjadikannya seolah menjadi putri

 

dulu, ia juga suka mendengar pohon nangka di ujung jalan itu tertawa kegelian

tatkala orang orang menjolok buahnya atau memanjatnya…

 

matahari semakin tinggi

hari semakin panas

pohon semboja tua yang sudah jarang berbunga itu mematahkan 1 daunnya

ia meminta angin membawanya ke pohon mangga sebagai salam perpisahan…

 

kembali..ia terpekur…sendiri…menunggu saatnya tiba

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun