Artikel ini tidak bermaksud untuk membahas teologi dan doktrin Syiah, namun lebih kepada menelusuri asal-mula perpecahan umat Islam yang akhirnya melahirkan Syiah.
Urutan peristiwa yang akhirnya menyebabkan perpecahan umat kemudian melahirkan aliran Syiah adalah:
Pemberontakan terhadap Utsman - pembunuhan Utsman - pengangkatan Ali sebagai Kalifah - Perang Unta (Ali dan Aisyah menjadi korban fitnah) - Perang Siffin (kesepakatan Muawiyah - Ali) - pemberontakan Khawarij - Ali terbunuh - Hasan bin Ali menyerahkan kekalifahan kepada Muawiyah - Muawiyah mengangkat Yazid menjadi Kalifah - Husein bin Ali menolak baiat terhadap Yazid - Karbala- Husein mangkat.
Pemberontakan terhadap Usman
Uraian pemberontakan terhadap Utsman yang berujung pada terbunuhnya Utsman dicuplik dari buku Tarikh Al-Khulafah karya Al-Suyuthi
Gubernur Mesir saat itu adalah Abdullah bin Abi Sarah, yang masih saudara sesusuan dengan Utsman. Ia masuk Islam dan pernah menulis beberapa wahyu. Kemudian ia menyeberang kembali ke Quraisy, murtad, sambil menyebarkan kebohongan bahwa ia memalsukan wahyu yang ditulisnya. Setelah penaklukan Mekkah ia diampuni oleh Rasulullah atas permintaan Utsman, dan kembali masuk Islam. Pada masa Umar ia diberi jabatan, kemudian menjadi panglima perang di Siprus kemudian diangkat menjadi Gubernur Mesir. (Ali Audah, Ali bin Abi Talib sampai ke Hasan dan Hussein).
Penduduk Mesir mengadukan tingkah buruk Abdullah bin Abi Sarah kepada Utsman. Al-Suyuti tidak menyebutkan keburukan itu. Tamim Ansary dalam bukunya Dari Puncak Bagdad menuliskan salah satu protes penduduk Mesir adalah karena Abdullah bin Abi Sarah mengenakan pajak terlalu tinggi.
Utsman kemudian memberi surat peringatan kepada Abdullah bin Abi Sarah, namun surat itu diabaikannya. Bahkan utusan Utsman dibunuh oleh Abi Sarah. Kemudian penduduk Mesir mendatangi Medinah menuntut agar Abi Sarah diganti. Thalhah bin Ubaidilah, Aisyah, dan Ali bin Abi Talib juga menyarankan agar Utsman mendengarkan keluhan penduduk Mesir itu.
Utsman setuju untuk mengganti gubernur dan menanyakan siapa yang pantas menggantikannya. Penduduk Mesir mengusulkan Muhammad bin Abu Bakar (putra Kalifah pertama Abu Bakar). Utsman setuju dan kemudian menulis surat pengangkatannya.
Delegasi dari Mesir pulang bersama Muhammad bin Abu Bakar. Tapi kemudian kembali lagi ke Medinah dengan marah. Mereka mengacungkan surat yang disita dari kurir Utsman ke Mesir. Surat itu berstempel cincin Kalifah, ditujukan kepada Abdulah bin Abi Sarah, yang isinya agar menghukum delegasi penduduk Mesir itu dan membunuh Muhamad bin Abu Bakar.
Utsman bersumpah tidak tahu menahu atas surat ini. Ali percaya kepada Utsman. Diduga surat dibuat oleh Marwan bin Hakam, sekretaris Utsman. Massa menuntut agar Marwan diserahkan kepada mereka. Utsman menolak karena khawatir Marwan akan dibunuh oleh massa. Massa meminta Utsman mengundurkan diri, Utsman menolak. Ali menyuruh massa keluar dari rumah Utsman, tetapi kemudian mereka kembali mengepung rumah Utsman. Ali memerintahkan kedua putranya Hasan dan Husein untuk berjaga di depan rumah Utsman untuk menjamin keselamatan Utsman.
Pembunuhan Utsman
Muhammad bin Abu Bakar dan dua orang lainnya berhasil menerobos ke dalam rumah Utsman dan memasuki kamar Utsman. Muhammad bin Abu Bakar tidak jadi membunuh Utsman karena diingatkan mengenai ayahnya (Abu Bakar) oleh Utsman. Namun begitu Muhammad bin Abu Bakar keluar, dua orang lainnya masuk dan memukuli Utsman sampai tewas.
Mengetahui Utsman tewas, Ali bin Abi Talib sangat marah. Dia menolak massa (diantaranya adalah pembunuh Utsman) yang ingin membaiatnya menjadi Khalifah. Dia mengatakan urusan ini bukan hak gerombolan massa itu, tapi hak para ahli Badar. Namun ketika satu demi satu para ahli Badar menemuinya meminta menjadi Khalifah, ia pun bersedia dengan berat hati.