Mohon tunggu...
Hardiatma Bastia
Hardiatma Bastia Mohon Tunggu... -

tak perlu takut melakukan hal yang baru. yang penting bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Kisah: Harapan Yang Tak Pernah Hilang

28 September 2014   21:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah sungai, terlihat seorang anak kecil berumur 10 tahun yang sedang duduk memancing. Sudah 5 jam sejak ia memasang umpannya namun tak kunjung mendapat ikan seekor pun. Langit jingga di ufuk timur mulai perlahan-lahan menghilang. Ia pun pulang kembali ke rumah tanpa membawa ikan seekor pun. Setibanya di depan rumah, ia melihat Ibunya sedang berdiri menunggunya. Berlarilah ia ke arah Ibunya dan memeluknya sambil menangis. “ma, saya tidak dapat ikan biar satu ekor. Mungkin sudah tidak ada ikan di situ lagi seperti dulu.” Katanya sambil terisak. “tidak apa-apa, nak. Mungkin ikannya lagi malas makan. Besok dicoba lagi aja. Mungkin ikannya mau makan umpanmu.” Hibur Ibunya.

Keesokan harinya pun ia kembali ke sungai dan hasilnya pun tidak jauh berbeda dengan kemarin. Ia pun kembali dengan tangan hampa. Sudah berhari-hari ia tak kunjung mendapatkan tanda-tanda adanya ikan di dungai tersebut. Anak kecil itu sempat menyerah, namun kata semangat dari Ibunya tak pernah padam. Hingga pada suatu hari, ia melihat pancingannya bergoyang tanda umpannya sedang dimakan. Dengan segera ia mulai menarik pancingannya perlahan-lahan. Setelah mendapat perlawanan yang teramat sangat kuat dari dalam air, dengan semangat menggebu-gebu ia kemudian menarik pancingannya dengan sepenuh tenaga yang ia punya. Selang berapa menit kemudian, ikan tersebut nampaknya sudah lelah memberikan perlawanan sehingga anak kecil itu pun berhasil menarik ikan ke darat. “Yess, saya berhasil dapat yang besar. Hahahaha yeeee,” teriaknya dengan riang.

Seperti biasa saat kembali di rumah ia melihat Ibunya tengah berdiri menunggu kedatangannya. Dengan semangat ia berlari ke arah Ibunya. “Ma, saya berhasil.” Teriaknya sambil memperlihatkan ikan yang ditangkapnya. “Wah, anak mama ternyata pintar juga.” Kata Ibunya sambil memeluk anak kecil itu. “Enaknya kita apakan nih ikannya?” Tanya Ibunya. “terserah mama aja. Tapi kalau saya sukanya dibakar. Bagaimana, ma?” katanya dengan manja. “Boleh juga. Yuk kita nyalain apinya” ajak Ibunya. “horeeeeee.” Teriaknya kembali.

Apapun yang kita impikan dalam hidup ini, hendaknya jangan mudah menyerah. Karena kita tidak tau, kapankah Tuhan akan memberikan Rahmat-Nya. Tuhan akan menggenggam semua do’a hamba-Nya hingga Ia akan melepaskan doa tersebut pada waktu yang tepat. Keep Fighting and always Pray to God Everyday. :)

Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam tulisan ini. Salam Menulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun