Hhhmmmm. Sedikit saya ingin bercerita pengalaman saya sepanjang perjalanan menempuh pendidikan sejak SD sampai di Perguruan Tinggi sekarang.
Sebelas tahun menjalani pendidikan bukanlah waktu yang sebentar. Apalagi menempuhnya mesti jalan kaki. Kebayang nggak gimana jauhnya. Saya adalah seorang Mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dulu, saya sekolah di SDN 1 Kapontori yang sekarang telah berganti nama menjadi SDN 1 Watumotobe kemudian lanjut ke SMPN 1 Kapontori setelah itu lanjut lagi ke SMAN 2 Kapontori. Setelah lulus, saya berencana untuk tidak melanjutkan kuliah, namun karena saya dapat beasiswa, jadi saya melanjutkan pendidikan yang kemudian saya diterima di Universitas Halu Oleo di Kendari.
Sejak saya SD saya sudah merasakan lelahnya berjalan kaki sejauh 1 Km. Dengan jarak sejauh itu saya tidak merasa kelelahan karena banyak teman-teman saya yang juga senasib dengan saya. Tidak jarang pula saya terlambat datang ke sekolah. Hehe jadi sering dihukum deh jadinya, plus jadi terkenal di guru-guru deh (iidihh, bangganya). Kemudian lanjut di jenjang SMP, jarak rumah dengan sekolah saya lumayan dekat yah sekitar 500 meter. Namun kebiasaan saya yang sering telat ke sekolah tak kunjung hilang. Yah, mungkin karena faktor kemalasan menunggu sehingga saya juga sering mendapat hukuman. Hingga saat SMA saya mulai menghilangkan sifat malas saya sehingga saya lebih sering tepat waktu ke sekolah. Sepanjang itu, saya tidak pernah naik kendaraan. Selain karena faktor materi, juga karena faktor banyaknya teman-teman sepanjang perjalanan yang membuat saya tidak merasa lelah saat bersekolah. Sampai tiba saat saya menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, saya masih tetap berjalan kaki, meski terkadang pula saya naik ojek karena faktor waktu yang tidak cukup jika dengan berjalan kaki. Dan terkadang pula saya diantar oleh orang yang sekedar lewat atau juga secara kebetulan ia ke tempat tujuan yang sama dengan saya.
Dengan membaca beberapa referensi dari internet, ternyata berjalan kaki itu merupakan kegiatan yang menyehatkan. Hal itu terbukti juga dengan beberapa orang yang sudah lanjut usia namun masih tetap sehat alias masih tetap mampu berjalan kaki hingga saat ini meskipun dengan jarak yang jauh. Contohnya saja pemilik kos asrama irari yang saya tinggali sekarang. Dia pernah bercerita bahwa sampai saat ini dia masih sanggup berjalan kaki dari rumahnya (Lepo-lepo) sampai di pasar Andounohu (widihhhh, jauh ya. Jarang banget yang seperti itu).
Sewaktu kuliah saat semester satu, saya tinggal di Perdos Blok L9 bersama teman-teman saya yang sama-sama berasal dari kapontori. Saat itu, jarak rumah tempat tinggal saya dengan kampus kira-kira 1500 m. awalnya jarak itu terasa jauh namun lama kelamaan jarak tersebut terasa dekat. Setelah semester dua saya berpindah tempat tinggal. Kini saya tinggal di kambu, belakang kampus UHO. Jaraknya kira-kira kurang dari 2km (kalau gak salah sihh, masalahnya saya juga tidak sempat ngukur, heheh). Dan sekarang saya telah sampai pada semester lima. Kalau dihitung-hitung, yah saya tidak bisa hitung, hehehe.
Terkadang bila dalam perjalanan cuaca terasa panas, saya sering merasa lelah. Terkadang saya berkata dalam hatiku “mudah-mudahan ada yang mau memberiku tumpangan” (hahaha ngarepnyaaaa). Yah, namun seperti itulah nasib si pejalan kaki. Terkadang merasa bersemangat bila cuaca mendung atau ada teman sepanjang perjalanan ataupun hanya setengahnya saja. Tapi tidak jarang pula merasa capek dan lelah bila sendirian berjalan kaki.
Beberapa tips yang bisa saya berikan jika anda merupakan salah satu pejalan kaki saat ke sekolah atau ke kampus (seperti saya contohnya, hehehe) adalah:
1.selalu membawa air minum.
2.Minumlah maksimal 2 gelas air putih sebelum melakukan perjalanan.
3.Minumlah kembali setelah melakukan perjalanan
4.Jangan melipat kaki sesaat setelah melakukan perjalanan
5.Usahakan untuk beristirahat 10 menit sebelum menerima pelajaran
Itu saja cerita dari saya, mohon ma’af bila terdapat kesalahan dalam tulisan ini.
Terimakasih.