Mohon tunggu...
Hardiatma Bastia
Hardiatma Bastia Mohon Tunggu... -

tak perlu takut melakukan hal yang baru. yang penting bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rasa Cemas Saat Dibonceng Wanita itu

3 Desember 2014   12:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:10 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dag dig dug dalam hati saat naik motor bersama orang yang tak kukenal. Eits, jangan salah paham ya. Saya dag dig dug bukan karena ada apa-apa, tapi karena takut jatuh dari motor yang dikendarai oleh seorang wanita berkerudung panjang. Kejadian itu bermula saat saya sedang dalam perjalanan pulang dari tugu UHO. Saya sedang berjalan sendirian sambil kirim-kiriman pesan di handphone bersama kakak saya yang berada di kampung halaman. Tiba-tiba saja dari arah belakang berkatalah wanita itu. “mau kemana de?”

“saya mau pulang kak,” Jawabku.

“kemana?” tanyanya kemudian

“di kambu” jawabku kembali.

“oh, mari sama-sama. Kebetulan juga saya mau ke arah situ”, tawarannya

Kemudian naiklah saya di motornya. Sesaat saya merasa nyaman, namun setelah motor tersebut berjalan tiba-tiba saja hatiku deg-degan. Tau gak kenapa? Karena tempat duduk yang saya duduki hanya sedikit dan juga tidak ada tempat untuk bertahan (biasanya ada pada bagian belakang motor, namun motor yang saya kendarai tidak ada), sehingga saat dapat jalanan yang ada polisi tidurnya tuh, saya hanya memiringkan badan ke arah wanita itu. Saya ingin memegangnya sebagai tempat bertahan, namun saya ragu dan malu-malu. Dengan kecepatan yang konstan, saya berusaha membuat diriku tetap tenang (walaupun rasa cemas meliputiku). Kemudian saat dapat jalanan berlubang, saya mencoba lagi membuat posisiku tetap bertahan di tempat tanpa harus jatuh (soalnya kalau sampai jatuh, bisa-bisa malunya sampe ke awan, hahahah). Setelah sampe di tempat yang ia tuju, ia kemudian berhenti dan berkata “sampe di sini aja ya de,” ucap wanita tersebut.

“Ia kak, tidak apa-apa. Udah dekat mi juga,” jawabku.

Kemudian saya berjalan melanjutkan perjalananku menuju ke tempat tinggal. Sepanjang perjalanan saya teringat kejadian tadi. Tanpa sadar, saya senyum-senyum sendiri, sampai-sampai orang yang melihatku keheranan. Setelah saya menyadari hal itu, berpura-puralah saya sedang membaca pesan di handphoneku yang kebetulan saat itu sedang ku genggam. Setelah tiba di tempat tinggalku, saya kemudian melepas tawa yang sempat tertahan saat di jalan.

Pengalaman aneh ya, antara tegang dan lucu.

Saya punya beberapa pesan bagi pengguna kendaraan bermotor. Jika anda ingin membuat orang lain dalam hal ini yang berboncengan dengan anda merasa nyaman, hendaknya selalu memperhatikan kondisi motor yang anda kendarai. Misalnya kondisi shadelnya jangan terlalu tinggi, tempat injaknya juga jangan ketinggian karena akan membuat teman berkendara anda merasa kesusahan utamanya bagi orang dengan cara duduknya seperti wanita.

Sekian cerita dari saya, maaf jika terdapat salah-salah kata.

Terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun