Mohon tunggu...
Dian Hardianty
Dian Hardianty Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga dan bekerja yang suka dunia literasi

Ibu rumah tangga dan bekerja yang suka dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ekonomi Sirkular untuk Bumi

5 September 2020   23:34 Diperbarui: 9 September 2020   03:43 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Proses produksi selama ini menggunakan konsep linear dimana ada fase bahan baku, proses produksi, penggunaan dan limbah yang tidak dapat didaur ulang. Proses ini dikenal dengan istilah ekonomi linear. Akhir dari proses selalu meninggalkan limbah yang menjadi masalah dan kerusakan.  Isu kapasitas bumi, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim dan ketersediaan pangan menjadi isu yang terus menerus digaungkan akhir-akhir ini. Adakah alternatif untuk menyelamatkan bumi?

Inovasi tentang sirkular ekonomi menjadi salah satu solusi yang bisa dilakukan.  Sirkular ekonomi dimulai dari bahan baku, produksi, penggunaan, limbah yang didaur ulang dan digunakan untuk produksi bahan baku berikutnya. Konsep ini mendukung pembangunan berkelanjutan.  Pembangunan yang tidak hanya berfokus pada hasil tapi juga mempertimbangkan dampak lingkungan.

Sebut saja Great Giant Foods (GGF) yang memiliki beberapa perusahaan di Lampung. Perusahaan ini berupaya untuk menerapkan sistem ekonomi sirkular. Agak sulit memulai cerita tentang produksi perusahaan tersebut. Semua berjalan sebagai siklus tanpa ujung, saling terkait dan saling mendukung satu sama lain.  Konsep tanpa sampah juga menjadi perhatian serius perusahaan ini. 

Perusahaan ini mengembangkan usaha buah. Ada jambu kristal, pisang cavendish dan nanas honi. Buah-buahan tersebut dijual diberbagai kota di Indonesia dengan merk dagang Sunpride. Sedangkan nanas selain dijual dalam bentuk buah segar juga dibuat dalam bentuk nanas kaleng.

Nanas kaleng menjadi produk utama yang dihasilkan.  Tidak main-main perusahaan ini menjadi produsen nanas kaleng terbesar di dunia. Nanas kaleng sudah diekspor  ke lebih dari 60 negara. Pabriknya berlokasi di Provinsi Lampung tepatnya di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.

Nanas yang dipanen di kebun diolah menjadi nanas kaleng. Bagian mahkota nanas dikembalikan ke kebun sebagai bibit. Bagian batang nanas diolah menjadi bromelain yang bernilai ekonomi untuk diekspor ke Belgia.  Limbah lainnya dapat digunakan untuk pakan ternak dan yang tidak bisa dikonsumsi ternak dikembalikan lagi ke tanah sebagai pupuk.

Ternak yang dikembangkan adalah sapi perah dan sapi potong.  Ternak ini menghasilkan daging segar dan bakso dengan merk dagang Bonanza dengan rasa yang lezat.  Selain itu juga ada susu segar Hometown.  Ternak ini menghasilkan kompos yang akan dikembalikan lagi ke lahan sebagai pupuk organik. 

Limbah cair dari proses produksi juga bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Biogas inilah yang digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik. Siklus ini memungkinkan tujuan tanpa sampah dapat tercapai. Dampak positifnya biaya produksi bisa ditekan karena tidak ada biaya khusus pengelolaan limbah. 

Sebagai informasi tambahan perusahaan ini juga memproduksi tapioka dengan konsep yang kurang lebih sama dan terintegrasi dengan usaha lain. Menurut Jalal, Co Founder A+ CSR Indonesia, kunci sukses dari model ekonomi sirkular adalah menjaga konsistensi produksi setiap bagian usaha.  Produksi yang tidak konsisten akan berakibat buruk dan memberikan efek domino untuk usaha lainnya.

Semoga upaya GGF untuk bumi bisa menjadi inspirasi mengembangkan sistem ekonomi sirkular. Bumi yang semakin membaik adalah investasi untuk generasi yang akan datang.

Hardianty

Bandar Lampung, 5 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun