Mohon tunggu...
Hardianto Wibowo
Hardianto Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Sederhana Deteksi Risiko Jatuh pada Lansia

23 Oktober 2023   23:07 Diperbarui: 24 Oktober 2023   00:18 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LAMONGAN - Jatuh merupakan hilangya keseimbangan tubuh secara tiba-tiba atau tidak disengaja. Kejadian jatuh disebabkan banyak faktor, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Faktor intrinsik yang menentukan seseorang dapat jatuh disebabkan oleh keadaan dalam diri. Sedangkan faktor ekstrinsik berkaitan dari luar tubuhnya seperti lingkungan (lantai licin).

Pada usia 60 th keatas peningkatan risiko jatuh akan menjadi sangat signifikan dibandingkan pada usia remaja. Kenapa demikian?menurut penelitian menurunnya kemampuan tubuh seseorang yang menyebabkan berkurangnya kesadaran  memiliki peran terhadap risiko jatuh. Hal ini akan berdampak terjadinya patah tulang pada saat jatuh.

Dewasa ini berbagai cara dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh terutama pada lansia. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan penyuluhan kesehatan pada lansia. Kegiatan ini adalah bagian dari fungsi pelayanan kesehatan preventif dan promotif. Kegiatan semacam ini biasanya paling efektif dilakukan pada komunitas di masyarakat.

Adapun cara sederhana untuk mendeteksi risiko jatuh salah satunya dengan 30 seconds Sit To Stand Test (30CST). Menurut Professor Ewa M. Roos 30CST ini merupakan parameter ukur untuk menilai kekuatan otot tungkai yang sangat berhubungan dengan risiko keseimbangan seseorang. Selain itu beliau juga menyarankan beberapa latihan untuk meningkatkan kekuatan otot-otot tungkai supaya tingkat keseimbangan tubuh menjadi baik. "ujar wanita asal Denmark yang merupakan inisiator panduan Good Life with ostoeArthritis in Denmark( GLA:D)." 

Pada program studi pendidikan profesi fisioterapi di Universitas Muhammadiyah Malang yang mempunyai visi berkeunggulan dalam bidang  fisioterapi berbasis komunitas berdasarkan nilai-nilai islam, kegiatan fisioterapi komunitas termasuk dalam kurikulum pembelajaran pada stase komunitas. Kegiatan dari salah satu mahasiswa fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang di lakukan di Desa Ngimbang Kabupaten Lamongan dengan melakukan kegiatan penyuluhan risiko jatuh pada lansia PWRI desa Ngimbang.

Tidak hanya melakukan penjelasan tentang faktor-faktor risiko jatuh, kegiatan ini juga memberi pengetahuan pada lansia tentang pentingnya kekuatan otot tungkai guna meningkatkan keseimbangan tubuh melalui latihan keseimbangan."tutur Hardianto Wibowo, mahasiswa profesi fisioterapi UMM angkatan VIII".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun